Mohon tunggu...
Syaifull Hisyam
Syaifull Hisyam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

23 Oktober 2017   01:51 Diperbarui: 23 Oktober 2017   03:18 3612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Ooo...dassar cucu kurang ajar!" dimuntahkannya rasa kesal itu lalu tersenyum cukup lama.

Aminah hanya bisa menelan ludah, berusaha menyimpan kekesalannya. Sementara Qohar terdiam sejenak seperti patung sembari meringis manja. Sebuah kemenangan telah diraihnya, satu upaya untuk menunjukkan jati dirinya sebagai cucu seorang Aminah, perempuan tahan banting yang senantiasa menantang takdir dan tidak ingin menyerah kepada nasib. Demikian siang itu Qohar tiba-tiba seperti menemukan senjata pamungkas untuk mengalahkan neneknya. Aminah sendiri mengakui kekalahannya, ia kesulitan mencari kata-kata ampuh untuk mengimbangi dan mengalahkan kata-kata cucunya. Betapapun akhirnya, Aminah berhenti pada satu titik sebuah kepuasan meski terasa menjengkelkan.

Surprise

Tiba-tiba bumi dilipat

Lautan manusia mengambang diliputi ketakutan

Kemana kuharus berlari dan berlindung


Ujung dunia manakah yang tersisa

Dahulu diriku tiada

Dan pasti kan tiada

Tapi aku punya rasa

Rasa cintaku pada sang cipta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun