Mohon tunggu...
Syaifull Hisyam
Syaifull Hisyam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

23 Oktober 2017   01:51 Diperbarui: 23 Oktober 2017   03:18 3612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Mbah!" panggilnya dengan sorot matanya membulat.

"Ada apa?"

"Aku mohon maaf Mbah. Karena tidak bisa membantu apa-apa."

"Aku tidak butuh bantuanmu!"

"Simbah tidak menaruh dendam padaku, bukan?"

"Untuk apa aku dendam. Apa untungnya? semuanya sudah diatur sama Gusti Allah."

"Yo wis kalau begitu, mari Mbah?"

"Monggo..".

Dari hati yang paling dalam, sebenarnya Pak Susilo ingin membela Aminah dengan terang-terangan, tetapi ia menghawatirkan kedudukannya sebagai kamituo. Rasa takut menyelubungi jiwanya, khawatir apabila tiba-tiba ia dicopot dari jabatannya karena tidak sehaluan dengan pemerintah Desa Rakusan.

Setibanya di rumah, Aminah merebus air lalu menanak nasi. Sembari menunggu nasi matang Aminah ke sumur mengambil air wudlu dan mendirikan shalat ashar. Disuruhnya Qohar berbelanja keperluan dapur ke warung Bu Maryam. Aminah sedang memasak untuk makan malam. Ketika hendak mengambil nasi dari periuk tiba-tiba tubuhnya lemas, ia terduduk di atas kursi kecil di depan tungku. Kedua kakinya gemetar, terasa sulit untuk digerakkan disertai ngilu di kedua lututnya. Sekujur tubuhnya menggigil kedinginan, meski berada di dekat tungku perapian yang membara. Bara api yang masih merah menyala itu, sepertinya tidak mampu menghangatkan badannya yang tengah dilanda kedinginan. Kepalanya merasakan panas disertai demam. Ia mengira hanya masuk angin biasa, Aminah lalu beranjak ke tempat tidur kemudian istirahat, tetapi sekujur tubuhnya masih terasa panas, kedua tangan dan kakinya terasa dingin menusuk tulang. Ia hanya bisa tergolek lemas di pembaringan.

"Qohar!" panggilnya dengan suara lirih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun