Bak lilin memancarkan sinar di kegelapanMembakar diri memberi pelitaBak pelangi di kaki bukitMemberi janji setelah gelap akan indahDalam kepompong kusamBerubah …
Hujan mengetuki jendela depanku sejak dini hari..Membawa rasa dingin yang menghablur dalam angin pagi yang memeluk tubuh..
Jalan lurus yang terbentang Berhias kerikil tajam Batu cadas merekah Penuh onak dan duri Meragukan ayunan langkah Untuk tetap mengarah tujuan
Suatu ketika di pagi bumi Majapahit/ suara burung bersahutan/ petani giat menggarap sawah dan padi/ sungai Brantas mengalir dengan deras
Rasulullah Kami umatmu Yang tak pernah melihat wajahmu Tapi kumengerti keindahan akhlakmu Dari ulama-ulama yang memberi ilmu
Innalilahi Wainnailaihi Rojiun" Terlalu cepat bapak meninggalkan kami. Kehadiran Bapak masih kami harapkan. Kami pasti merindukan Bapak.
Salut padamu. Bapak tua. Yang setia jalan kaki. Menembus pagi. Tak ada alasan untuk bermalas diri. Tetap semangat, karena menjadi tua bukan alasan.
Waktu terus bergerak..Stabil terus melaju.. Menerobos ruang.. Menuntut terus bergerak dengan pasti..Di redupnya hari..Angin dingin berhembus membawa pesan
pagi ini ada yang ingin kusampaikan tentang suasana pagi dan leganya hatisaat pertama kali membuka mata burung trucuk di alam bebas menyajikan kicauan merdu
suaramu adalah ihwal yang membentuk malam,mengukir deru angin pada jiwa yang semula gersang yang tiupannya tak mampu lagi mencegahku