Mohon tunggu...
Syaifull Hisyam
Syaifull Hisyam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

23 Oktober 2017   01:51 Diperbarui: 23 Oktober 2017   03:18 3612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Jadi Mbah, tapi yang penting bagaimana dengan pihak penjual, apa sudah diberi tahu?"

"Sudah Pak, kebetulan Lela ini  saudaranya yang punya tanah." jawabnya sambil ibu jari menunjuk lurus ke arah Bu Lela.

"Lela! Tolong kang Sarwo suruh ke sini mumpung ada Pak Amin." pintanya kepada Bu Lela.

"Kang Sarwo sudah ke sawah, kemarin Aku diberitahu, katanya sih terserah. Bagi siapa saja yang bisa menjualkan tanahnya akan diberi komisi sepuluh persen. Kang Sarwo sudah keburu akan pergi bulan depan ke Lampung, pengen buka usaha di sana." jawabnya panjang lebar.

"Yo wis, kalau begitu tinggal Bu Marni Pak," kata Aminah sambil menahan nafas.

"Kemarin Saya dari rumah Bu Marni, katanya, kebunnya dijual dengan harga biasanya, tetapi dengan syarat, beberapa pohon kelapa dan durian yang berada tepat di pinggir jalan tidak ikut dijual, jadi Bu Marni boleh kapan saja mengambilnya." sahut Bu Lela menjelaskan dengan gamblang.

"Baiklah, Semuanya bisa diatur asal jangan ada sengketa dikemudian hari." ujar Pak Amin lugas.

Dengan terburu Aminah memohon ijin ke dapur mengambil minuman dan suguhan berupa pisang dan bubur merah putih, kebetulan hari itu sedang merayakan hari ulang tahun Qohar. Aminah lalu mempersilahkan tamu-tamu untuk mencicipinya.

Zaman Belanda

Sejarah

Kepadamu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun