Nasi yang telah dimasak tadi pagi masih tersisa separuh, Aminah hanya tinggal membuat lauknya. Lauk kali ini tetap seperti yang kemarin, yaitu ikan asin yang digoreng garing ditemani sambal terong, kebetulan sayur terongnya masih tersisa. Semua pekerjaan telah selesai dikerjakannya. Sementara Qohar masih menjaga api dapur untuk merebus ubi jalar.
Begitu pintu dibuka, semua wartawan dan reporter menyalaminya satu persatu. Aminah hanya tertegun bercampur haru menyaksikan semua ini. Tanpa ada sebab yang jelas, tiba-tiba mereka begitu menghormatinya.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"Simbah masih ingat saya?" tanya Pak Amin, diletakkannya telapak tangan kanannya di atas dadanya, lalu menjabat tangannya diikuti teman-temannya.
"Pak Amin bukan?" tanyanya setengah penasaran.
"Iya Mbah, saya Amin Ong."
"Lha mereka semua?" tanyanya lagi sembari menunjuk satu persatu.
"Mereka rekan kerja saya."
"Woalah banyak sekali rekannya, kok bawa kamera besar-besar untuk apa?" keingintahuannya tiba-tiba membuncah.
"Jangan khawatir Mbah, mereka hanya meliput kok, tidak lebih." Pak amin diam sejenak lalu melanjutkan percakapannya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168