"Aku tidak tahu apa-apa tentang masalah ini, tetapi kenapa diriku harus diperlakukan seperti ini? Aku tak habis pikir, kenapa nasibku seperti ini. Astaghfirullaahal adziim," kembali ia mengeluhkan keadaannya serta beristighfar sebagai upaya untuk menenangkan bathinnya..
"Sudah, jangan terlalu dipikirkan Mak, nasinya dimakan dulu mumpung masih hangat" Mansyur mencoba menghiburnya.
"Aku tak selera makan, biar nanti saja."jawabnya tak bersemangat.
"Mak, tadi saya bersama paman melihat ular sanca yang tengah memangsa seekor musang,"ujarnya dengan membelai tangannya, memecah kebekuan.
"Di mana?"
"Di perkebunan tebu,"
"Kamu sendiri tidak apa-apa, bukan?" timpalnya agak khawatir.
"Iya, aku tidak apa-apa,"balasnya dengan menggeleng.
"Wong ularnya kekenyangan kok, tidak bisa berjalan, tidak bisa apa-apa lagi. Mungkin untuk beberapa saat lamanya, ular itu masih berada di tempat." sahut paman Mansyur
"Biarlah ular itu mencari makan, asalkan kalian tidak mengganggunya,"
"Kalau diganggu Mak?" tiba-tiba rasa penasarannya memuncak.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168