Mohon tunggu...
Syaifull Hisyam
Syaifull Hisyam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

23 Oktober 2017   01:51 Diperbarui: 23 Oktober 2017   03:18 3612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Iya Mbok!"

"Kok maghrib-maghrib baru nyari Mbok? tidak tadi sore." sergah Mini yang juga hendak ke Musholla bersama Karti, seakan ia ingin menyalahkannya.

"Saya kira ya akan pulang seperti biasanya, tapi setelah ku tunggu sampai maghrib kok masih juga belum pulang, bikin pegal hatiku saja." katanya menggerutu sambil ngeloyor pergi meninggalkannya.

Aminah lalu pergi ke rumah Pak RT meminta pertolongan. Belum kelar ke rumah Pak RT hujan sudah mulai turun setelah sebelumnya langit mendung memayungi seluruh perkampungan. Aminah malam itu mengakhiri pencarian karena sepertinya hujan akan turun lebat dengan ditandai datangnya angin kencang dan suara gemuruh disertai petir yang terus menyambar.

Rasa khawatir dan cemas bercampur menjadi satu. Malam itu Aminah mengambil air wudlu lalu melaksanakan sholat-sholat sunnah, duduk bersimpuh memohon ampunan kepada Yang Kuasa. Dalam lamunan, terpikir olehnya jujugan saudaranya satu persatu. Ipar, sepupu, sampai kemenakan. Jika tidak ada aral melintang, besok pagi ia akan berkunjung ke rumah saudara-saudaranya, siapa tahu Qohar menginap di rumah salah satu saudaranya.

Aminah lalu ke dapur untuk makan malam. Tetapi malam itu sesuap nasipun tidak bisa ia telan, pikirannya terus teringat cucu satu-satunya. Tidak ada nafsu makan, tidak ada gairah hidup dan tidak ada cerita malam itu.


Ditengah malam kedua orang tua Faiz pulang dari kondangan. Hingga tiga kali mengucap salam, Faiz baru terbangun, ia tertidur pulas sehabis bermain semalaman dengan Qohar. Sebenarnya ketika kedua orang tuanya mengucapkan salam yang pertama telah terdengar oleh Qohar tetapi malam itu ia tidak berani membuka pintu,Faiz lalu terbangun dan membukakan pintu.

"Kok lama sekali?" tanya ayahnya menggerutu.

"Cari gembok." jawabnya beralasan.

"Biasanya memang di lemari kan?"

"Tidak ada, tadi gembok itu kutemukan di atas meja makan."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun