Mohon tunggu...
Syaifull Hisyam
Syaifull Hisyam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

23 Oktober 2017   01:51 Diperbarui: 23 Oktober 2017   03:18 3612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Dasar orang tua tidak tahu diri, tidak punya sopan santun! Sinting!" ujaran kebencian itu meluncur dari mulut salah seorang perangkat Desa berbaju koko dan berpeci, Pak Jamil, kamituo Desa.

"Anda sudah jelas-jelas dinyatakan bersalah Mbah.!" ucap salah seorang perangkat Desa yang lain berkesimpulan. Seperti manusia yang tak pernah khilaf, orang-orang dilingkaran pemerintahan Desa langsung memvonis tanpa melihat duduk perkaranya secara obyektif terlebih dahulu.

"Kita bawa saja ke pihak yang berwenang." celetuk perangkat yang lain.

Aminah tetap pada pendiriannya, meski ia diteror tak sepatah katapun kata-katanya yang berubah. Menit demi menit Aminah yang telah renta itu di interogasi tetapi tidak juga menemukan hasil yang mereka harapkan. tak lama kemudian Aminah disuruh keluar dari ruangan.

"Ya sudah! kalau begitu Simbah ikut kami!" ajak seorang perangkat Desa disamping kirinya lalu dengan diapit dua orang dikanan dan kiri.

Aminah dan Qohar dibawa ke dalam sebuah ruangan tertutup. Di dalam kamar yang lebih mirip dengan kandang kambing itu dipenuhi debu, kertas-kertas lusuh, koran bekas dan kursi meja yang rapuh dengan kaki penyangga yang telah ganjil. Tumpukan kursi-kursi  yang telah usang itu memenuhi ruangan hingga langit-langit di pojok kamar. Belum sempat bernafas lega di ruangan pengap itu, Aminah kembali didatangi dua orang perangkat Desa yang masih belum puas dengan pertanyaan beberapa menit yang lalu. Dengan mimik beringas dan geram dua orang perangkat Desa itu menunggui dan menginterogasi kembali dengan beberapa pertanyaan yang dianggapnya belum tuntas..

"Mbah! semua ini pasti ada yang mendalangi. Siapa dalangnya? Simbah  tinggal jawab kalau ingin bebas.!" tawar salah seorang perangkat Desa berambut keriting dengan hidungnya yang mancung.

Aminah terdiam.

"Mbah sampeyan pengen di sini terus atau pengen pulang?" Aminah kembali dihadapkan pada dua pilihan.

"Aku pengen pulang." jawabnya terbata-bata.

"Kalau kamu pengen pulang, jawab dengan jujur jangan hanya diam seperti orang gila! atau jangan-jangan kamu memang sudah gila?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun