Mohon tunggu...
Syaifull Hisyam
Syaifull Hisyam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

23 Oktober 2017   01:51 Diperbarui: 23 Oktober 2017   03:18 3612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Sebetulnya saya dan rekan-rekan ingin menanyakan sesuatu pada simbah. Boleh kan Mbah?" pintanya dengan merendahkan suaranya.

"Siapa yang melarang, tanyakan saja apa-apa yang bisa ku jawab. Oh ya, aku mau menyirih dulu, silahkan duduk!" diambilnya seperangkat alat sirih dari kamarnya. Ia merasa tidak sopan apabila menemui tamu tanpa menyirih terlebih dahulu. Untuk melaksanakan ritual menyirih hanya membutuhkan waktu beberapa menit lamanya. Para wartawan dan reporter tertegun menyaksikannya. Sesuatu hal yang menjadi kebiasaannya itu mendadak terlihat aneh di mata mereka.

"Enak Mbah sirihnya?" tanya seorang wartawati yang berbadan tambun, Elia sambil nyengir.

"Ya enak, ya tidak" jawabnya santai.

"Yang benar saja Mbah" sahut wartawati yang di sebelahnya.

"Untuk apa saya berbohong, lha wong sirihnya tidak ku makan kok, hanya sebagai penyumpal gigi," Ujarnya dengan menunjukkan giginya.

"Sepertinya enak Mbah," Elia tiba-tiba penasaran ingin mencicipinya.

"Kamu mau?" tawarnya kemudian

"Mau Mbah,"

Seorang wartawati tambun dengan kartu nama Elia Sophiana yang menggantung di lehernya itu lalu dibuatkan dengan bahan sirih, gambir dan sedikit tembakau lalu mencicipinya. Elia menjadi nyengir dibuatnya. Kembali wawancara dilanjutkan

" Bisa dimulai lagi wawancaranya Mbah?" tanya Pak Amin santai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun