"Ooo...dassar cucu kurang ajar!" dimuntahkannya rasa kesal itu lalu tersenyum cukup lama.
Aminah hanya bisa menelan ludah, berusaha menyimpan kekesalannya. Sementara Qohar terdiam sejenak seperti patung sembari meringis manja. Sebuah kemenangan telah diraihnya, satu upaya untuk menunjukkan jati dirinya sebagai cucu seorang Aminah, perempuan tahan banting yang senantiasa menantang takdir dan tidak ingin menyerah kepada nasib. Demikian siang itu Qohar tiba-tiba seperti menemukan senjata pamungkas untuk mengalahkan neneknya. Aminah sendiri mengakui kekalahannya, ia kesulitan mencari kata-kata ampuh untuk mengimbangi dan mengalahkan kata-kata cucunya. Betapapun akhirnya, Aminah berhenti pada satu titik sebuah kepuasan meski terasa menjengkelkan.
Surprise
Tiba-tiba bumi dilipat
Lautan manusia mengambang diliputi ketakutan
Kemana kuharus berlari dan berlindung
Ujung dunia manakah yang tersisa
Dahulu diriku tiada
Dan pasti kan tiada
Tapi aku punya rasa
Rasa cintaku pada sang cipta
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168