Mohon tunggu...
Syaifull Hisyam
Syaifull Hisyam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

23 Oktober 2017   01:51 Diperbarui: 23 Oktober 2017   03:18 3612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ooh... Aku malah tidak tahu sama sekali, untung kamu beritahu. Lha kamu tahunya dari mana?"tanya Aminah sambil menuangkan kulit kacang ke dalam keranjang tempat sampah yang terbuat dari bambu.

"Aku lihat sendiri. Lha wong kasanah hanya diam-diam kok. Ia tidak ingin diketahui banyak orang. Tadi sembokku ke sana, ikut sambatan memarut kelapa, walaupun Kasanah sendiri tidak mengundangnya".

"Seandainya aku tahu, aku juga ikut sambatan, wong pekerjaan di sawah sudah selesai. Lha kamu sekarang mau kemana?"

"Mau menengok kebun jati, barangkali dahan dan rantingnya sudah terlalu panjang, mau saya babat untuk dijadikan kayu bakar. Kelapanya mungkin juga sudah pada jatuh, karena sudah terlalu lama tidak ku tengok. Ya sudah. Saya pergi dulu ya mbok?"

"Jangan pergi dulu, ini sawoku dimakan"

"Aku tidak sempat"


"Ya sudah. Dibawa saja sekalian untuk bekal"tawarnya dengan membungkus sawo itu dengan daun pisang kering yang tercecer di bawah dipan lalu mengulurkannya.

"Terima kasih Mbok."

"Iya sama-sama"

Dengan terburu-buru diambilnya sisa kacang tanah yang masih separuh itu, lalu dibawa ke dapur.

"Semua kulit kacangnya dibersihkan, sapunya ada di samping rumah." teriaknya pada Qohar sambil berjalan menuju dapur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun