Mohon tunggu...
Syaifull Hisyam
Syaifull Hisyam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

23 Oktober 2017   01:51 Diperbarui: 23 Oktober 2017   03:18 3612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lho Qohar kok disini. Apa tidak dicari nenekmu?" tanya Ibunya  pada Qohar begitu pintunya terbuka.

"Tidak kok Budhe." jawab Qohar membela diri.

"Yo wis. Ini berkat1nya dimakan! Di dalam ada bolunya sama pisang." perintahnya pada Faiz dan Qohar. Selesai makan Qohar memohon diri.

"Saya pulang dulu ya Pakdhe?"  pintanya setelah mencuci kedua tangannya.

"Jangan! sudah tengah malam, tidur di sini saja sama Faiz, nanti pagi saja pulangnya, di luar masih gerimis." orang tua Faiz melarangnya pulang, rencana pulang pun urung dilakukannya. Malam itu Qohar tidur di rumah Faiz.

Saat shubuh menjelang, terdengar suara kokok ayam bersaut-sautan dari rumah ke rumah seperti terdengar irama yang indah. Menjadi suatu pertanda akan datangnya fajar.  Mengulang siklus, matahari kembali memercikkan sinar merahnya di ufuk timur, awan menumpuk membentuk sebuah formasi keemasan. Memperlihatkan keindahannya lalu menjelma menjadi awan putih dan terciptalah pagi. Harmoni alam yang senantiasa memamerkan sayap-sayap keagungan Tuhan, tak pernah ada yang mampu menandinginya. Begitu bangun tidur Qohar segera pamit pulang tanpa mencuci muka terlebih dahulu.


Di pagi buta Aminah telah menata buah pisang yang akan dibawa sebagai buah tangan untuk saudaranya, kang Imran. Ia ingin meminta tolong agar mencaritahu keberadaan cucunya. Belum kelar menata pisangnya terdengar suara ketukan pintu. Lalu tak lama kemudian di iringi salam.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikum salam.."

Oh ternyata....

"Kamu too..! tak kira siapa, dari mana saja kamu? Kenapa tidak bilang kalau tidak pulang? Masih ingat rumah! Kamu kira Maknyak tidak mencarimu, jangan sampai diulangi lagi ?" kata-kata Aminah nerocos begitu saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun