Mohon tunggu...
Syaifull Hisyam
Syaifull Hisyam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

23 Oktober 2017   01:51 Diperbarui: 23 Oktober 2017   03:18 3612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sawah, maksudnya?"

"Padi disawah belum dipanen, padahal sudah terlalu tua. Biasanya kalau sudah terlalu tua akan roboh dengan sendirinya."

"Lalu kira-kira kapan padinya dipanen, Mbah?"

"Sekarang cari tukang panen susah, karena sedang musim panen."

"Kalau boleh tahu, berapa upah tukang panen disini?"

"Kalau borongan biasanya 100, kalau harian cuma 70,"


"Ooh begitu, bagaimana kalau upah borongan ditambah 50 dan kami yang membayarnya?"

"Terserah sampeyan, yang penting padinya bisa segera dipanen."

Sore menjelang para wartawan dan reporter bergerilya menawarkan pekerjaan memanen padi, dari rumah kerumah, serta dari orang ke orang. Dari setiap rumah yang didatangi, hanya enam orang yang bersedia bergabung, selebihnya mereka telah ada perjanjian panen ditempat lain. Sementara itu, Qohar bersama beberapa wartawan yang lain ke sawah, mengambil bumbu dapur lalu memanen nangka muda sebanyak lima buah. Aminah ditemani para wartawan tengah sibuk membuat suguhan dan minuman untuk para tamunya.

Malam itu rumahnya sesak penuh wartawan dan reporter, puluhan kendaraan terparkir di depan rumahnya sampai ke kebun pisang di sisi timur. Beberapa wartawan yang lain memilih mendirikan tenda di bawah rumpun bambu di sisi barat. Mereka yang mendirikan tenda terdiri dari kaum Adam. Suara jangrik, belalang dan burung hantu sesekali terdengar, mengisi sunyi malam itu.

Kali ini, Aminah menjadi seperti Oei Tiong Ham, Saudagar terkaya di Semarang yang melegenda di berbagai belahan dunia, dengan puluhan pembantu di rumahnya. Tetapi mereka hanya menjadi pembantu dalam hitungan hari, hanya sementara. Selanjutnya mereka akan pulang dan tidak menuntut upah, mereka membantu secara sukarela. Seorang reporter wanita sempat jatuh hati pada kura-kura begitu melihatnya, namun ketika kura-kura itu ditawar dengan harga yang lumayan tinggi, Qohar belum bersedia melepasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun