Mohon tunggu...
Syaifull Hisyam
Syaifull Hisyam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

23 Oktober 2017   01:51 Diperbarui: 23 Oktober 2017   03:18 3612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hilang arah dan tujuan

Walau sepanjang hayat

Bersujud bertahun-tahun

Tapi padanya

Kedengkian menghujam

Panjangkan urusan


Ia akan remuk redam

Dalam api yang terus menyala

Pagi itu Aminah seperti biasa, meninggalkan rumahnya setelah sarapan. Tetapi ia tidak pergi ke ladang seperti yang biasa dilakukannya. Namun justru ia menuju ke kebun pisang sambil membawa parang dan cangkul. Pinggangnya terasa nyeri, tidak enak badan. Ia pikir dengan pergi ke kebun pisang, rasa nyeri yang dideritanya berangsur-angsur sembuh, dengan tempatnya yang teduh dan tidak terlalu panas. Apalagi matahari, sang bola api raksasa telah merangkak mendaki hingga sepenggalah ketinggiannya.

Di kebun telah ada shobari sedang memanen pisang. Tak seperti biasanya, pagi itu shobari tak bertegur sapa dengannya. Dari raut muka dan sorot matanya terlihat seperti ada sesuatu yang ingin diutarakannya. Namun Ia hanya menggerutu menahan amarah. Sebagai Orang tua, Aminah berusaha mengalah dengan mengawali sebuah pembicaraan.

"Pisangnya sudah tua Shob?" tanpa basa-basi Aminah menyapanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun