Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sandi pun mulai mencoba untuk menarik nafasnya dengan perlahan untuk menenangkan dirinya. 

Dani mulai menarik tangannya kembali "dan setelah itu juga, semuanya akan menjadi lebih baik-baik saja, setelah bapak mulai merasa tenang di dalam diri bapak. Hati jernih dan pikiran pun menjadi jernih. Apakah sekarang bapak mulai merasakannya?". Ujarnya dengan memperlihatkan sedikit senyumannya kepada Sandi. Dan sedangkan pada saat itu sandi mulai terdiam sejenak untuk lebih menenangkan dirinya lagi. 

"Pikiran jernih….". Dani mulai mengucapkannya sedikit pelan dan lembut. "...akan membawa bapak ke dalam kenyamanan dan lalu ketenteraman. Dan pada akhirnya akan sampai kepada kebebasan dalam keyakinan sendiri untuk mendapatkan harapan yang di inginkan.. ".

Sandi terdiam sejenak, lalu mulai menaikkan badannya dan sedikit menegakkan badannya. Dan setelah itu pun mulai menatap ke arah Dani di sampingnya. "Harapan yang di inginkan…. sebenarnya harapan apa itu..?". Sandi mulai merasa ingin mengharapkan sesuatu jawaban yang dapat membuatnya menjadi lebih baik lagi daripada sebelumnya.

Dani mulai menegakkan badannya dan dengan perlahan menyentuh pundak kanan Sandi sembari menatapnya. "Kepercayaan. Dan seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, kepercayaan itu sudah bapak dapatkan saat ini juga. Apakah bapak sudah mulai mempercayai saya?". Ujarnya dengan jelas. 

Setelah mendengar jawaban itu, sebenarnya Sandi mulai merasa sedikit ragu. Tetapi pada saat itu juga, ia merasa yakin bahwa apa yang di katakan Dani itu memang benar. Ia benar-benar ingin mempercayai itu, ia sudah lama mengenal Dani sejak lama di saat ia menjadi psikolog pribadi istrinya dan juga semua keluarganya. Saat itu Dani selalu sangat membantu setiap kali Sandi dan begitu juga dengan keluarganya apabila mereka sedang mempunyai masalah. Itulah yang saat ini Sandi sedang pikirkan. 

Sandi mulai memandang ke arah luar jendela mobil di depannya dan menatap ke sebuah tempat makanan restoran di sana. "Dani". Ucapnya sedikit getir dan datar. "Di dalam sana. Siapa saja yang datang? Apakah benar tidak ada satupun orang-orang kepolisian itu yang terlibat?".

"Bu kira dan juga semua keluarga kerabat bapak. Dan ya, tidak ada siapapun orang-orang kepolisian itu yang terlibat kecuali Pak Mando yang selalu bapak percayai". Balasnya setelah menarik tangannya dari atas pundak Sandi. 

"Mando… Dan apakah kau mempercayainya juga?".

"Setelah semua kepercayaannya dan juga apa yang sudah dilakukannya untuk membantu bapak menjauhi dari prasangka dan tuduhan itu, tentu saja saya mempercayai Pak Mando. Seperti saya yang selama ini selalu mempercayai bapak, saya yakin pada akhirnya kita semua akan mendapatkan semua kebenarannya jika kita bisa saling bekerja sama dengan baik". Jawab Dani meyakinkan.

Sandi pun mulai terdiam sejenak. Aku harap apa yang akan aku lakukan setelah ini merupakan sebuah keputusan yang tepat. Pikirnya yang mulai berharap. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun