Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hati-hati Melakukan Investasi "Monkey Business"

17 April 2024   20:28 Diperbarui: 17 April 2024   20:28 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daun Gelombang Cinta, sempat jadi barang mahal, sekarang teronggok begitu saja. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Investasi adalah langkah serius yang memerlukan penelitian dan pertimbangan matang. Namun, dalam dunia bisnis, terkadang kita bisa terjebak dalam praktik-praktik yang tidak etis yang dikenal sebagai "monkey business". Fenomena ini mengacu pada tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara menipu atau merugikan orang lain.

Istilah 'monkey business' merupakan ungkapan idiomatik yang digunakan untuk menggambarkan perilaku yang konyol, nakal, atau tidak jujur. Ini sering mengimplikasikan bahwa seseorang terlibat dalam aktivitas yang sia-sia atau tidak produktif, atau berperilaku dengan cara bermain-main tetapi berpotensi mengganggu.

Awal mula dari istilah "Monkey Business" berasal dari sebuah kisah tentang kecurangan dalam usaha, di mana seseorang berupaya untuk mendapatkan keuntungan secara tidak jujur, lalu melarikan diri tanpa mempertimbangkan kerugian orang lain.

Misalnya, dalam sebuah cerita yang disampaikan oleh Koin Works, seorang individu (A) datang ke sebuah kampung yang dipenuhi dengan banyak monyet. A memberi tahu warga bahwa ia berniat untuk membeli setiap ekor monyet dengan harga Rp50.000,00.

Banyak warga yang tertarik dan mulai menangkap monyet, menyebabkan jumlah monyet yang tersisa menjadi sedikit. Kemudian, A menawarkan harga lebih tinggi, yakni Rp100.000,00 per ekor, namun warga sudah mengalami kesulitan dalam menangkap monyet tambahan. Akhirnya, A menawarkan harga yang sangat tinggi, mencapai Rp500.000,00 per ekor.

Melihat kesulitan warga, asisten A kemudian menawarkan untuk membeli monyet dengan harga Rp350.000,00 per ekor, agar warga dapat mendapatkan keuntungan. Namun, ketika warga hendak menjual monyet, mereka menemukan bahwa A dan asistennya sudah menghilang, setelah berhasil mengumpulkan kekayaan dari praktik yang tidak jujur tersebut.

Salah satu contoh monkey business yang terkenal adalah fenomena yang terjadi dalam dunia koleksi barang antik atau barang langka. Ada kasus di mana barang yang awalnya dianggap tidak berharga atau diabaikan tiba-tiba menjadi sangat bernilai karena berbagai alasan, sering kali karena faktor-faktor seperti keunikan, sejarah, atau popularitas.

Beberapa contoh konkret yang pernah terjadi di tingkat dunia adalah:

  1. Comic Book Action #1: Pada tahun 2010, seorang pria menemukan sebuah salinan Comic Book Action #1 yang tersembunyi di dinding rumah lamanya. Komik tersebut adalah debut Superman dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1938. Meskipun awalnya dianggap tidak berharga, komik ini kemudian terjual seharga jutaan dolar dalam lelang karena keunikan dan statusnya sebagai salah satu komik paling bersejarah dalam sejarah.
  2. Vase Qing Dynasty: Sebuah vas dari Dinasti Qing Tiongkok awalnya dijual dengan harga yang sangat rendah di sebuah pasar loak di Inggris. Tidak ada yang menyadari bahwa vas tersebut adalah artefak bersejarah yang langka dan berharga. Namun, setelah dikenali oleh seorang ahli, vas tersebut terjual di lelang dengan harga jauh di atas perkiraan awal, mencapai jutaan poundsterling.
  3. Paiting by a Master Artist: Kadang-kadang lukisan yang asalnya diabaikan kemudian diidentifikasi sebagai karya seorang maestro seni terkenal. Ini bisa terjadi ketika lukisan tersebut sebelumnya tidak terdaftar di katalog resmi karya sang seniman. Setelah diidentifikasi, nilai lukisan tersebut bisa melonjak secara drastis.
  4. Genus Monstera (Tanaman Janda Bolong): Kepopuleran tanaman ini dimulai ketika seorang petani di Bogor berhasil menjualnya kepada pembeli Jepang dengan harga mencengangkan, yaitu Rp120 juta hanya untuk tanaman dengan 6 daun. Keberhasilan ini mendorong banyak orang untuk mulai menjual bibit tanaman Janda Bolong dengan harga tinggi, mencapai kisaran Rp2 juta hingga Rp5 juta.

Tanaman Janda Bolong yang sempat jadi barang mahal. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Tanaman Janda Bolong yang sempat jadi barang mahal. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Dalam semua kasus ini, "monkey business" bisa terjadi ketika nilai awal barang tersebut tidak mencerminkan nilai sebenarnya karena ketidakmengertian, kurangnya informasi, atau keadaan lain yang mempengaruhi pasar. Ketika nilai sebenarnya dari barang tersebut terungkap, harganya bisa melambung dengan cepat.

Dalam konteks pasar Indonesia, fenomena "monkey business" bukanlah hal baru. Tren ini sering kali muncul dalam berbagai industri, seperti saat booming ikan Louhan, daun Anthurium, atau bahkan batu akik. Hal ini menandakan adanya irasionalitas yang terjadi di pasar, di mana harga barang bisa melonjak secara tidak proporsional terhadap nilai sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun