Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Rudi, duduklah…. ". Pria tua di hadapannya mulai bicara dengan tatapan tajamnya yang di arahkan ke Rudi.

"Aku akan terduduk sesudah mendapatkan perintah langsung dari seorang pimpinan direktur kepolisian ini. Bukan dari seorang ayah". Balas Rudi dengan lantangnya. 

"Maafkan saya, Pak Soni". Ujar Mando kepada pria tua di hadapannya. "Tetapi Rudi memang benar. Dan sepertinya sudah saatnya dia mulai melakukan pekerjaannya untuk membuktikan bahwa dia pantas sebagai pimpinan selanjutnya". Lanjutnya dengan meyakinkan.

Pak Soni pun mulai menatap ke arahnya. "Kasus pembunuhan, Pak Mando. Sebagai seorang pimpinan untuknya dan juga sebagai seorang ayah untuknya apakah itu benar-benar sebuah keputusan yang tepat untuknya? Menugaskan tugas pertama seorang pria muda yang baru lulus dari kuliahnya ke sesuatu yang mungkin dapat membahayakannya...". Ujarnya dengan tegas. 

"Aku tidak akan melakukannya seperti yang ayah lakukan sebelumnya. Hanya diam dan memerintah dengan uang-uangnya". Rudi pada saat itu mulai terlihat sedikit kesal. 

Pak Soni mulai menatap kembali ke arah Rudi. "Itulah yang ayah maksud dengan 'Membahayakan'. Sikapmu itu tidak akan membuatmu menjadi pemimpin yang baik. Sebaliknya akan membuatmu menjadi pemimpin yang ceroboh dan bodoh".

"Bodoh… ". Rudi mulai terlihat semakin kesal sembari menatap ke arah ayahnya itu. "Akulah yang sudah menyadarinya terlebih dahulu empat tahun yang lalu tentang siapa pelaku pembunuhan dari kepala keluarga Sukarya ini. Dan ayah hanya baru menyadarinya setelah mulai mempercayaiku saat ini. Dan juga sekarang katakan, siapa yang ceroboh dan bodoh--

Tiba-tiba dengan cepat Mando langsung menggenggam lengan kanan Rudi di sebelahnya. "Kau masih belum belajar dengan baik juga, Rudi. Jagalah sikapmu..". Ucap Mando yang mulai marah kepadanya. 

Rudi mulai menatap ke arah Mando di samping kanannya yang sedang terduduk. "Jangan mencoba untuk memerintahku, Pak Mando". Ujarnya. 

"Pak Soni sudah menugaskan untuk kau belajar dariku. Dan Memerintahkan kau untuk tetap diam sudah termasuk ke dalam tugasku, Rudi".

"Ah… Benarkah? Kalau begitu apakah bapak bisa membuatku agar tetap diam sekarang meskipun aku terus menolaknya?".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun