Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Tentu saja itu karena Pak Rudi yang kita bicarakan. Bahkan di saat kasus pembunuhan lima tahun yang lalu pun, Pak Rudi dapat langsung mengetahui siapa pelakunya".

"Lebih tepatnya dia terpancing dengan itu, apa itu benar?".

Bu Sus hanya terdiam sembari memperlihatkan tatapan getirnya. 

Dani pun melanjutkannya. "Sepertinya saya harus menjelaskannya". Dani mulai melipatkan kedua lengannya di depan dada. "Sama halnya dengan Pak Rudi, Bu Kira pun mulai terpancing untuk bertindak karena pencurian laptop itu. Kita sudah tahu bahwa Bu Kira pasti tidak akan membiarkan kasus itu tersebar begitu saja dan yang terpenting baginya juga adalah dia tidak ingin menyerahkan warisan itu di berikan kepada meraka melainkan di berikan kepada anaknya sendiri, yang tentu saja dia akan memilih Ema sebagai anak pertamanya".

"Tunggu, bukankah Bu Kira hanya tinggal langsung saja menandatangani dokumen itu dan menyerahkannya kepada Ema? Dan setelah itu semuanya akan segera selesai bukan?".

"Ya, tentu saja. Dan ibu tidak mengerti apa yang akan terjadi setelahnya Bu Kira menandatangani dokumen itu. Apakah pada saat itu Bu Lian akan membiarkannya begitu saja?".

"Ya, Bu Lian tidak akan membiarkannya begitu saja. Tapi tindakan apa lagi yang bisa Bu Lian lakukan setelah itu? Bukankah semuanya akan segera selesai apabila Bu Kira sudah menandatanganinya?".

Dani mulai menatap ke arah Bu Sus di sampingnya. "Menurut Ibu, apa alasan saya berencana untuk mencuri laptop itu? Hanya untuk sebagai pancingan agar Bu Kira menandatanganinya?". Ujarnya dengan tajam. 

Dan Bu Sus pun mulai menatapnya dengan tajam. "Bukankah memang harus sepeti itu? Bukankah itu rencanannya?". Bu Sus terlihat sedikit marah kepadanya. 

Dani memalingkan wajahnya. "Ya. Tapi bagaimana dengan Bu Lian? Pada akhirnya dia akan menyebarkan kasus itu meskipun resikonya akan berdampak kepada reputasi keluarganya sendiri".

Pada saat itu Bu Sus terdiam sejenak sembari sedang memikirkan sesuatu. "Tunggu. Bukankah laptop itu--

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun