Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kalau begitu biar aku saja yang mengambil--Ah, ya. Lagian aku pun sama telah lupa untuk membawa buku ku sendiri. Mesa mulai menghela nafasnya sembari berjalan. Setelah itu Mesa pun mulai menatap ke arah bawah. 

Maaf, Sina….. Aku tidak akan membiarkanmu begitu saja untuk ikut campur dengan urusan ini untuk kebaikanmu sendiri--Ah, walaupun begitu aku masih belum tahu bagaimana cara menghentikannya… Apakah aku harus membiarkannya begitu saja? Setelah itu Mesa pun sampai di dekat pintu kelasnya yang lalu mulai membukanya. Sepertinya ini akan menjadi sebuah awal dari sebuah pengakhiran--Ah. Tidak, mungkin akhir dari sebuah permulaan? Hmm……. Entahlah, yang pasti ini semua merupakan awal mula bagiku untuk mencapai sebuaah akhir. Ah! Itu dia, sepertinya itu bagus…. Setelah cukup lama Mesa terdiam, ia pun masuk ke dalam kelas yang lalu mulai mengambil buku di dalam tasnya dan setelah itu berjalan ke arah tempat kursi Sina yang lalu juga mulai mengambil buku di dalam tas di sana. 

Tidak lama setelah itu, terdengar suara langkah kaki yang terdengar dengan jelas sedang menuju ke dalam kelas. Lalu Mesa pun mulai menengok ke belakangnya. Sina!? Mengapa dia bisa cepat sekali datang kesini!?

"Kau… ". Ucap Sina yang terlihat marah. 

***

Tidak masalah untuk bertindak secara spontan dan berani. Di dalam kantor kepala sekolah yang suasana di dalamnya yang di rasanya cukup menegangkan itu, Lian terus mengulangi kalimat itu di dalam benaknya dengan kegelisahannya. 

Ia pada saat itu sedang terduduk di hadapan tempat kursi meja kantor kepala sekolah sembari menunggu orang itu datang. Padahal sebelumnya aku sudah menyiapkan soal ulangan untuk anak-anak di lab nanti. Dan sedangkan sekarang aku harus menunggunya di sini dengan gelisah? Pikirnya dengan kesal sembari terus memeluk jaket tebal yang di kenakannya itu dengan sedikit gemetar. Ah, tidak-tidak. Ini bukan maksudnya kalau aku sedang gugup atau semacamnya. A-Aku hanya masih merasa sedikit kedingin--

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Onii-cha--

"Ah… maaf, aku sedikit terlambat, Lian". Ujar seorang pria tua dewasa berbadan besar dan gemuk dengan mengenakan jas hitam rapi yang mulai berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut. 

Seketika itu Lian pun mulai berbalik yang lalu mencebil. "Kakak menyuruhku datang ke sini, tapi Kakak sendiri yang terlambat…. ". Ucapnya sedikit kesal 

Si Kakak itu mulai berjalan ke arah tempat kursi kantor kepala sekolah di sana yang lalu terduduk berhadapan dengan Lian. "Aku hanya membuatmu menunggu beberapa menit saja, Lian. Mengapa kamu harus terlihat kesal seperti itu". Si Kakak mulai melipatkan kedua tangannya di atas meja yang lalu mulai menatap dengan tajam ke arah Lian. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun