Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Baiklah kalau begitu". Sina pun mulai berjalan pergi. "Sekarang kita pergi menuju aula lapangan". Lanjutnya sembari berjalan dan sedangkan Mesa hanya terdiam di belakangnya.

"Apakah aku pun harus ikut--

Sina berhenti dan mulai menengok ke arah belakang. 

"Ah. Ya, tentu saja...". Dengan terlihat sedikit gelisah, Mesa pun mulai mengikutinya dan berjalan berbarengan.

Di perjalanan menuju aula lapangan. 

"Sifatmu yang tadi sebelumnya, masih belum berubah juga, Sina". Tiba-tiba Mesa memulai pembicaraan baru tetapi Sina hanya menghiraukannya begitu saja. 

Mesa mulai memandang ke arah atas sembari sedang berjalan. "Setelah berhenti menjabat sebagai ketua osis, aku kira kamu akan berubah menjadi murid perempuan biasa, tapi tetap saja setelah itu kamu masih menjadi sesosok perempuan yang menarik perhatianku. Dan aku pun merasa beruntung karena itu". Ucapnya yang tersenyum.

Sina mendengarnya, karena setelah mendengar kalimat ketua osis itu ia mulai mengingat kembali jabatannya itu selama satu tahun yang terasa sangat membosankan baginya. Karena selama jabatannya sebagai ketua osis, ia tidak pernah merasakan sesuatu hal yang menarik dari jabatannya selama itu.

"Dan juga selama kamu menjadi ketua osis, kamu selalu bertingkah seperti pemimpin yang selalu menyelesaikan masalah walaupun orang-orang itu justru menganggapmu sebagai orang yang selalu mencari masalah". Tiba-tiba Mesa menyambung begitu saja. "Mereka hanya tidak menyukaimu saja dan kamu tahu itu". Mesa mulai terlihat merasa kesal. "Dan kamu pun mulai bersikap dengan tegas terhadap mereka yang bahkan hingga sekarang". Mesa sudah menyelesaikan penjelasannya.

Pada saat itu Sina hanya terdiam dan mulai memperlihatkan tatapan yang getir.

"Ah. Maaf, sepertinya aku sudah membuatmu merasa tidak nyaman". Mesa mulai menyentuh kepala Sina di sampingnya dan dengan spontan Sina langsung menyingkirkannya, karena sudah terbiasa dengan itu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun