Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pada saat itu Sina terdiam sejenak dan lalu mulai memperlihatkan senyum getirnya. "Kau mengatakannya". Lalu memalingkan wajahnya dan menatap ke arah bawah. "Entah sudah sudah berapa kali aku mendengarkan perkataan yang hampir sama seperti itu". Ucapnya yang mulai terlihat sedikit menenangkan diri dan lalu mulai mengambil kacamata di bawahnya dan memakainya kembali. 

Mesa mulai menarik kembali tangannya ke bawah dari atas kepala Sina yang di sentuhnya. 

"Mesa". Sina mulai menatap kembali ke arah wajahnya yang kali ini dengan tatapan tajam dan marahnya. "Kaulah yang benar-benar mempunyai masalah, katakanlah dan mengakulah". Ujarnya.

Mesa pun mulai menatap balik ke arahnya dengan tatapan tajamnya juga. "Apa kamu yakin? Meskipun sebelumnya kamu merasa sangat senang untuk ingin menyelesaikan masalah ini? Bekerja sendiri, bekerja sama, bertanya-tanya, mencari petunjuk, seperti biasanya. Dan saat ini kamu bukanlah dirimu yang seperti biasanya dan juga pasti itu karena kamu mempunyai masalah".

"Aku sudah tidak peduli lagi, sudah tidak ada lagi yang ingin membantuku sekarang. Katakanlah".

"Ben. Dan kamu ingin bilang dia tidak peduli lagi denganmu?".

"Ini bukan lagi urusannya. Untuk saatnya Ini adalah urusanku--

"Dan urusanku. Hanya kita berdua. Saat ini kamu sudah menyerah dan mulai langsung mengatakannya padaku. Dan saat ini juga kamu berharap untuk aku mengatakannya begitu saja?".

"Aku sudah tahu kaulah orangnya, Mesa...". Tatapan Sina kali ini semakin tajam. 

Mesa terdiam sejenak dan menghela nafasnya. "Baiklah kalau begitu, aku akan mengatakannya". Lalu mesa pun mulai berdiri dan menyerahkan kedua tangannya ke arah Sina. "Apa kamu masih bisa berdiri?". Ujarnya yang pada saat itu juga Sina hanya terdiam dan mulai terlihat bingung. Sina pun mulai berdiri dengan sendirinya menghiraukan bantuannya dan setelah itu mulai menatap kembali ke arah Mesa. 

"A-Apa kamu benar akan mengatakannya?". Ujar Sina yang terlihat masih bingung. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun