Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setelah itu Lian pun mulai menghela nafasnya untuk menenangkan dirinya dan mulai berjalan keluar ruangan. 

***

Sandi Sukarya, anak kedua dari keluarga Sukarya yang menerima harta warisan keluarga. Rumah penginapan Sukarya. Sekolah Swasta Sukarya. Mando terus membuka setiap lembaran kertas dokumen-dokumen itu. 

Sepertinya sudah tidak ada-- 

Seketika itu Mando mulai memperhatikan sebuah cetak foto keluarga di atas kertas dokumen yang di genggamnya itu. Radnan? Keluarga…..Radnan? Mando merasa pernah mendengar nama itu baru-baru ini. Ah…. Glen. Lelaki itu. Kalau tidak salah dia mengatakannya seperti itu…. Mando mulai sedikit menyingkirkan foto itu untuk melihat dan membaca isi kertas dokumen di bawahnya yang lembarannya tidak terlalu banyak. Hmm…. Seperti itu… pertunangan…. Vilan… Hm? Mesa? 

Pada saat itu Mando mulai mengambil tumpukan map yang berada di samping piring makanannya di atas meja terlebih dahulu untuk menurunkannya ke bawah. Di sebelah bawah meja itu ada dua tumpukan map yang sudah di pisahkan sebelumnya, di sebelah kirinya ada tumpukan map yang lebih sedikit dari yang berada di sebelahnya, di kanannya. Lalu Mando pun mulai menaruh tumpukan map itu ke atas tumpukan map yang berada di sebelah kirinya. 

Siapa dia….? Mando keheranan yang lalu mulai membacanya kembali lembaran kertas yang di genggamnya itu. Hmm…...tidak ada penjelasan apapun di sini tentang anak itu--

Tiba-tiba ia mendengar suara yang terdengar seperti suara pecahan piring dari dalam rumahnya. Mando pun mulai menaruh lembaran kertas itu di atas mejanya dan lalu berjalan bergegas masuk ke dalam karena merasa khawatir. "Kira…..?". Ucapnya dengan keras sembari berjalan. Sesampainya di dalam, ia melihat istrinya yang mengenakan pakaian baju putih polos seperti biasanya itu sedang mengambilkan setiap serpihan pecahan beling di bawahnya, di atas lantai. Dengan cepat Mando pun mulai mendekatinya dan membantu mengambilkan setiap serpihan pecahan beling itu. "Apa kamu tidak apa-apa, Kira? Tidak ada yang terluka?". Ucapnya yang khawatir. 

"Maaf… tadi aku sedang sedikit melamun...". Balasnya dengan lemas. 

Lalu Mando pun mulai memasukan serpihan itu yang berada di genggamannya ke dalam tempat sampah yang berada di sebelahnya pada saat itu. "Kira". Setelah itu mulai menggenggam kedua pergelangan tangan istrinya untuk membantunya memasukan serpihan itu yang berada di genggamannya ke dalam tempat sampah itu juga. "Biar aku urus sisanya. Kamu baru bangun, kamu harus mencuci muka terlebih dahulu di kamar mandi". Ujarnya yang lalu mulai mengambil setiap serpihan itu yang cukup banyak dan dimana-mana.

Kira mulai berdiri dan lalu berjalan ke arah belakangnya untuk masuk ke dalam kamar mandi di depannya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun