Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Lalu Rudi pun mulai memasukan tanganya ke dalam saku celananya dan mengeluarkan sebuah handphone dari dalamnya. Yang setelah itu ia mulai menatap ke arah Ema. 

"Ema". Ucap Rudi dengan nada getir, lalu mulai memperlihatkan layar handphone-nya kepada Ema. "Saya ingin membicarakan sesuatu hal yang penting kepadamu".

Setelah itu Ema pun mulai menatap ke arah layar handphone itu yang terlihat di dalamnya terdapat sebuah nama yang tertulis Pak Mando beserta nomor handphone di bawahnya. "A-Apa maksudnya ini….". Ema merasakan kegelisahnanya. 

Rudi pun mulai mengarahkan layar handphone-nya itu ke hadapan Pak Neur. "Maaf, saya belum memberitahukan hal ini kepada Bapak". Ujarnya yang lalu menyimpan kembali handphone-nya itu ke dalam saku celananya. 

"Bapak….. Darimana Bapak tahu nomor handphone itu?". Ucap Pak Neur terdengar sedikit gelisah.

"Istrinya". Balas Rudi yang lalu menatap ke arah Ema. "Ema, Apa kamu paham apa yang sudah sebelumnya kamu lakukan?".

Pada saat itu Ema mulai merasa gelisah dan bersamaan dengan itu juga ia merasakan kemarahan di dalam dirinya setelah menatapnya kembali. 

"Hm? Apa maksud Bapak?". Ujar Pak Dani. 

Rudi pun mulai menatap ke arah Pak Dani. "Sebagai psikolog pribadi Ema. Apakah Bapak mendapatkan sebuah pesan darinya kemarin malam?". Tanya Rudi yang mulai memperlihatkan tatapan getir. 

"Dari Ema?". Balas Pak Dani yang lalu menatap ke arah Ema. "Saya tidak menerima pesan apapun dari Ema. Memang ada apa dengannya kemarin malam?". Pak Dani mulai terlihat khawatir. 

Lalu Rudi pun menatap kembali ke arah Ema. "Ema, apakah kamu bisa--Ah. Ya, tentu saja kamu tidak akan ingin menceritakannya. Bagaimana? Apakah harus saya yang menceritakannya?". Ujar Rudi dengan tegas. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun