Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Seketika itu juga muncul Mira yang mulai berjalan masuk ke dalam ruangan bersamaan kedua orang lagi di di belakangnya. "M-Maaf, sudah lama menunggu..". Ujar Mira yang sembari menatap ke arah Ben dengan wajah yang terlihat sedikit memerah. Dan Ben pun mulai memalingkan wajahnya. K-Kenapa Mira harus menatapku seperti itu? Ben mulai merasa malu dan merona. 

Pada saat itu Sina pun mulai menengok ke belakangnya dan menatap tajam ke arah seorang lelaki berjaket merah di sana. "Mesa, kenapa kamu harus mengambil tasku ke sini? Apa yang sedang kau rencanakan?". Ucapnya dengan tajam. 

Dan mesa pun mulai berjalan mendekati Sina sembari membawa tas itu yang berada di genggamanya dan memberikannya kepada pemiliknya. "Maaf, aku sudah mencurinya". Sepertinya Mesa bukanlah seorang pencuri yang profesional.

"Hm? Bibi?". Ujar Glen kepada seorang wanita muda dewasa yang masih terdiam di dekat pintu ruangan. 

"Bu Lian. Sudah beberapa kali ibu katakan padamu untuk memanggil ibu seperti itu di sekolah". Ujar Bibi.

"Ah ya, maksudku Bibi Lian..". Glen tidak mendengarkan. 

"Bu Lian". Balas Bibi Lian. "Sudahlah, itu tidak penting". Yang lalu mulai menatap ke arah Sina di dalamnya. "Sina, ingat untuk mengunci kembali pintu ruangannya setelah sudah selesai, paham?". Ucapnya yang terlihat kesal. 

"Ya, Bu Lian..… ". Balasnya. 

Setelah itu Bu Lian mulai menatap ke arah Mesa dengan tajam dan lalu seteleh itu pun mulai membalikkan badannya dan berjalan pergi. 

"Berhati-hatilah Bu Lian… ". Ujar Mesa kepadanya. 

Pada saat itu, Mira mulai berjalan ke arah tempat kursi di samping kiri Sina dan terduduk di sana, sedangkan Mesa masih berdiri di belakang Sina yang sedang terduduk di hadapannya dan secara natural mulai menyentuh kedua pundak Sina di belakangnya dan juga secara spontan Sina pun langsung menyingkirkannya. Di dalam ruangan, hanya ada empat kursi saja yang tersedia dan sepertinya Mesa lebih ingin berdiri saja di belakang Sina sembari memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun