Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setelah itu juga muncul seorang wanita berseragam pelayan dengan kuciran rambut panjang ke belakang  mengikutinya masuk ke dalam ruangan yang lalu mulai membukakan semua gorden jendela di dalam sana. Tidak lama setelah itu, cahaya dari luar jendela pun ikut masuk dan menerangi semua ruangan di dalamnya.

Pada saat itu Ema sedang terdiam dan duduk di atas kursi sofanya menguraikan rambut panjangnya yang berantakan ke depan pundaknya dengan mengenakan pakaian belang, baju putih polos dan juga rok hitam polos sembari melamun menatap ke arah depan dengan wajahnya yang mulai tersenyum getir. Yah….. Tentu saja. Pada akhirnya mereka akan masuk begitu saja setelah cukup lama mereka menunggu di luar. Pikirnya yang lalu mulai menatap ke arah samping kanannya yang di sana ada seorang pria muda dewasa yang terlihat hampir seumuran dengannya tetapi mungkin lebih tua, mengenakan mantel hitam yang sebelumnya sedang berdiri di sampingnya. 

"Selamat siang, Ema. Dan senang bisa berjumpa denganmu lagi". Ucap pria itu. 

"Pak Mando". Ujar Ema yang lalu mengalihkan pandangannya. "Dimana dia…...sekarang?". Lanjutnya dengan memperlihatkan wajah yang mulai muram. 

"Dia akan datang". Lalu pria itu mulai berjalan ke arah kursi sofa di hadapan Ema dan lalu duduk di sana. "Sepertinya". Lanjut pria itu.

Pada saat itu Ema pun mulai menatap ke arah wajah pria itu dengan tatapan tajam dengan penuh kemarahan. 

"Ibu pelayan". Ujar pria itu yang tiba-tiba memanggil. "Ah. Tunggu. Siapa nama Ibu?". Lanjut pria itu menatap ke arah belakangnya di mana tempat pelayan wanita itu sedang berdiri di dekat jendela ruangan. 

"Sus, Pak. Bapak bisa memanggil saya seperti itu". 

"Baiklah, Bu Sus. Bisakah Ibu memanggil Pak Dani sekarang?". Ujar pria itu.

"Maaf, Pak. Tetapi….sebelumnya nyonya bilang….". Bu Sus terlihat sedikit gelisah. 

Lalu pria itu pun mulai memandangi Ema yang berada di hadapannya. "Bagaimana? Apa sudah tidak apa-apa?". Ujar pria itu dengan sopan kepada Ema.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun