Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Dan sepertinya kamu pun harus bersyukur, karena akulah yang pertama datang dan menemukanmu di sini". Ben mulai melirik-lirik di sekeliling ruangan itu. "Ah… tidak, sepertinya Sina lah yang terlebih dahulu datang dan mencarimu di sini. Di mana kamu bersembunyi pada saat itu juga?".

"Hm? Bersembunyi?". Glen merasa heran. "Darimana kau tahu itu?".

"Aji". Ben pun mulai berbalik dan berjalan ke arah luar. "Sudah tidak ada waktu lagi, Glen. Apa sebelumnya kamu sudah mendengar pengumuman di sekolah tadi?". Ujarnya.

Glen selesai merapikan seragam sekolahnya dan lalu mulai mengikuti Ben yang sudah berada di luar ruangan. "Tunggu. Aji? Bagaimana bisa dia tahu?". Glen merasa bingung, karena sebelumnya dan sebenarnya Glen sudah berusaha melarikan diri dari Aji dan kawan-kawannya yang lalu bersembunyi di dalam ruangan itu.

Mereka berdua sudah berada di luar ruangan dan mulai berjalan menuju lapangan sekolah yang berada cukup dekat di depannya. 

"Entahlah…. Mungkin.....dengan insting pemangsanya?". Balas Ben sedikit datar. 

Mereka berdua sampai di dekat lapangan dan di sana Glen sudah melihat banyak sekali murid-murid di sekolah sedang berkumpul berkerumunan di tengah lapangan. Sebenarnya apa yang sedang terjadi di sini? Glen memperlihatkan wajah yang terlihat bingung sembari jalan mendekati kerumunan. Dan Ben pun mulai memperhatikan Glen yang terlihat sedang kebingungan di sampingnya. "Inilah maksudku dengan pengumuman yang sebelumnya. Kamu benar-benar tidak mendengar--Ah, ya… kalau tidak salah kamu sedang pingsan sebelumnya". Ujarnya yang pada saat itu mulai berhenti di tempat barisan paling belakang lapangan sekolah yang menghadap ke arah tiang bendera di lapangan. "Glen, apa kamu bisa menutupi wajah yang bonyok itu? Bisa-bisa ada yang mencurigai--

"Ben, apa kau bisa langsung saja katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi di sini?". Glen merasa tidak ingin untuk lebih kebingungan lagi seperti sebelumnya.

"Ah… ya, tentu saja. Tapi pertama-tama tutupi terlebih dahulu wajahmu itu, bisa-bisa kamu menjadi pusat perhatian yang paling utama di sini". Meskipun Ben berkata demikian, saat ini sudah banyak murid-murid di sekitarnya sedang memperhatikan Glen. 

"Kau mengatakan seperti itu tanpa memberiku solusi terlebih dahulu, aku bahkan tidak tahu dengan apa aku harus menutupinya. Sudah biarkan saja, aku sudah terbiasa dengan ini". Balas Glen sembari menatap balik dengan tajam ke arah mereka di sekitarnya yang sedang memperhatikannya. Dan seketika itu mereka semua mulai berpaling darinya, ada yang terlihat merasa heran, aneh dan juga ada beberapa murid perempuan yang mulai bersatu dan menggosipkan sesuatu. 

"Ya, kamu benar juga". Ujar Ben dengan keyakinannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun