Mari menggila bersamaku, menari dan menyanyi tanpa henti, hingga bumi lelah dengan beban yang kita beri.
Hal yang terlintas saat buka puasa ketika tidaj berpuasa.
Bukan pelit, tapi bijaksana, tak melulu gengsi, tapi tahu rencana.
Daniel mengadakan rapat untuk acara sekolah, dan Pak Molan memberi saran agar besok Riana harus meminta maaf di depan banyak orang
Hutang terkadang membawa petaka, menumpuk hingga sulit untuk melunasinya
Cring, cring! Uang terkumpul untuk Ramadan tahun ini. Dengan demikian dapat kita terbebas sebab alokasi sudah jelas.
Diri rela dikorbankan demi keselamatan NegeriNegeri rela dikorbankan demi keselamatan PemerintahPemerintah rela dikorbankan demi keselamatan Agama!!
Aku bagai embun datang di pagi hari memberi kehangatan
Di ujung tongkatku ini. Aku bermain dengan hujan. Mendayung dengan tongkatku. Di atas airmata ku sendiri
Dunia hanya sementara, akhirat selamanya
Puisi ketiga dari sembilan rincian judul puisi tentang Jejak, khususnya tentang Jejak Dahaga Ini ke Mana. Semoga bermanfaat.
Hiduplah! Sebelum mati, raih tujuanmu, cita-citamu, asa mu di era digitalisasi ini.
Di kota Bandung, kujumpai diriku, di antara jalanannya yang berliku.
Semoga para pahlawan pembebas itu segera tiba. Nanti, ketika jejak-jejak langkah mereka menggetarkan bumi, membebaskan Palestina
Dalam kungkungan pencakar langit sampan termangu. Tak ada jalan berlabuh di pantai
Aku yang tertidurSunyi yang terlihatNamun berisikYang tak diketahui
Sembadapun tidak lagi mau pikirannya terganggu oleh perasaan dirinya yang seolah pernah akrab dengan gadis itu
Cinta itu tak pernah pudar oleh waktu. Semua berjalan apa adanya dan hadir dengan rasa yang mendalam.
Puasa ini harus meninggalkan jejak. jejak kebaikan berupa puisi.