Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dan seketika itu pun Kira mulai langsung membuka pintu garasi itu yang di tariknya ke atas. "Kamu pun akan mengerti nanti… ". Ujarnya yang pada saat itu juga sudah terlihat dari luar garasi itu ada seseorang pria dengan jas hitamnya yang mulai membantunya untuk membuka pintu garasi itu ke atasnya. 

Setelah pintu itu sepenuhnya terbuka, terlihat oleh Mando di hadapannya ada seorang pria dengan mantel  hitam dan topi bundar hitam yang di pakainya dengan di ikuti beberapa orang kepolisian di belakangnya. Dan ia pun mulai melihat Pak Neur di sana juga yang mengikutinya di belakang. 

Setelah itu Mando pun mulai menatap ke arah pria di hadapannya itu dengan tatapan tajam dan marah. "Rudi…. Apa yang sedang kamu lakukan di sini.. ".

Lalu pria itu mulai menurunkan topi bundarnya di depan dada. "Saya kira bapak akan bisa lebih memahaminya lagi dengan baik". Ucapnya yang sedikit getir. 

***

Tidak ada siapapun yang datang, bahkan orang-orang yang biasanya selalu melewati jalan parkiran ini pun tidak ada. Ya, sudah tidak ada lagi. Di dalam mobilnya, dengan perasaan yang terus semakin suram, Sandi pun mulai terus semakin melamun dengan tatapan kosongnya yang mengarah ke arah luar jendela mobilnya. Tetapi meskipun begitu ia masih berharap akan ada seseorang yang mendatanginya pada saat itu juga. Dani, kau lama sekali. Apa yang sebenarnya sedang dia lakukan di sana? Mencari uang? Bukankah dia hanya harus meminta kepadaku saja? Sandi pada saat itu mulai merasa semakin hilang harapannya, karena untuk saat ini hanya orang itulah yang dapat membuatnya tenang. 

Sandi mulai menyandarkan kepalanya di atas kursi mobil dengan menatap ke arah atas dengan tatapan yang masih terlihat kosong di lihat dari kedua bola matanya. Ia pada saat itu hanya memakai pakaian biasa, dengan baju hitam polosnya tetapi dengan celana Jeans yang bermerek mahal dan juga dengan penampilan wajahnya yang berantakan di lihat dari jenggotnya yang semakin tebal atau berewokan di mana-mana seperti orang yang sedang stres.

Tidak lama kemudian setelah itu, terdengar suara ketukan di samping jendela mobilnya, di jendela sebelah kirinya. "Pak Sandi?". Ujar seorang pria berkemeja putih yang mengetuk di luar jendela tadi. "Sudah saatnya… ". Lanjutnya yang juga mulai berhenti mengetuk jendela itu di saat Sandi mulai menengok ke arahnya. 

Dengan segera, Sandi pun langsung membuka pintu mobil di sebelah kirinya. "Kau lama sekali, Dani. Cepatlah masuk". Ujarnya yang merasa sedikit marah. 

Lalu pria itu pun masuk ke dalam mobil dan terduduk di sebelahnya. "Maaf, Pak Sandi. Tetapi sudah saat--

"Tutuplah pintunya". Sandi mulai mengerutkan dahinya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun