Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Semalam di Little India

6 Mei 2020   07:28 Diperbarui: 6 Mei 2020   07:37 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang dikatakan itu sepertinya sedikit bisa menstabilkan gejolak pikiran Rama.

****

Malam itu suasana rumah sakit terlihat sepi. Tak ada lalu lalang perawat atau dokter yang mengurus pasien. Di malam yang senyap hanya ada suara jangkrik. Rama masih terbaring di tempat tidur. Tiba-tiba tubuhnya disentuh oleh Deepa. Sentuhan itu belum membangunkan tidur Rama. Deepa pun membisikan sebuah kata di telinga Rama.

"Rama... bangun..."

Bisikan suara lembut dan manja itu belum mampu mengusik Rama. Diulangi oleh Deepa.

"Rama... ini Deepa..."


Ada yang menyebut nama Deepa membuat Rama tersontak. Ia melihat kekasihnya itu di depan mata. Kehadiran Deepa membangkitkan seluruh energi jiwa dan raga yang ada dalam tubuh. Deepa tersenyum melihat Rama meski tak mengeluarkan kata-kata. Muka Deepa saat itu terlihat pucat seperti mayat.

Ia sepertinya mengajak Rama untuk meninggalkan kamar itu. Deepa memandang tas yang berada di samping Rama. Rama paham pandangan itu mengatakan bahwa tas itu harus dibawa.

Setelah keluar dari kamar yang membaringkan dirinya, ia bersama Deepa berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Rama ingin secepatnya mengungkapkan kekangenan dan emosi mengapa Deepa menulis pesan seperti yang telah melemahkan jiwanya. Emosi dan luapan kangen itu dilontarkan Rama namun Deepa tak berkata apa-apa, wajahnya  tetap datar. Pandangan Deepa hanya lurus ke depan. Tak ada senyum menyungging di bibirnya.

Lorong-lorong sepi pun dilewati dan setiap penjaga yang dilewati terlihat tertidur. "Aneh," pikir Rama melihat lelapnya penjaga. Lolongan anjing didengar oleh Rama, bulu kuduk pun berdiri namun karena rindu demikian hebatnya kepada Deepa semua ketakutan yang menghinggapi bisa diatasi. Hinga akhirnya mereka berjalan di sebuah laluan raya. Rama heran mengapa Deepa mengajaknya terus berjalan. Ia berpikir apakah kekasihnya itu tidak lelah. Rama tak mau menegur Deepa, ia takut bila ditegur nanti marah sehingga akan meninggalkan dirinya lagi.

Di tengah perjalanan yang panjang dan entah di mana, tiba-tiba terdengar suara adzan subuh telah tiba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun