Untuk mengetahui tepatnya di mana, Rama membalas sms itu. Tak lama kemudian Davita membalas bahwa dirinya berada di sekitar Cento, sebuah gerai pakaian yang cukup mempunyai nama. Rama segera menuju ke tempat di mana Davita berada. Ia celingak-celinguk mencari gadis yang mukanya sudah dihafal. Akhirnya dilihatnya Davita sedang berjalan, Rama langsung mendatangi dan berkata, "hai Davita."
Mendapat sapaan itu Davita terkejut dan sedikit bingung, siapa laki-laki ini gumam batinnya. Rama paham ia bingung sebab Davita belum tahu dirinya. Untuk itu Rama langsung memperkenalkan diri, "saya Rama."
Mendapat penjelasan yang demikian, Davita dengan nada datar mengatakan, "O Rama ya."
 "Iya, aku Rama teman kampus kamu dulu," balasnya.
Rama dan Davita sepakat untuk mencari tempat yang enak untuk ngobrol. Dipilihlah sebuah caffe yang berada di lantai puncak mall. Di tempat itu diharapkan mereka lebih asyik bercerita masa-masa di kampus.
Dalam pertemuan itu terlihat Davita asyik-asyik saja saat diajak ngobrol oleh Rama. Sesekali Davita tertawa.
Dalam hari-hari selanjutnya, Rama dan Davita sering bertemu bahkan beberapa kali mereka nonton film. Namun lama kelamaan terjadi keanehan pada diri Davita. Rama sering mengirim sms tapi tidak dibalas.
Pun demikian ketika facebook-nya yang masih aktif direspon Rama, tidak ada umpan balik dari Davita. Sepertinya Davita mulai menjauh. Rama berpikir apa salahnya sehingga Davita tidak merespon sms yang dikirim. Rama memancing sms kepada Davita dengan pura-pura marah. Sms pura-pura marah itu direspon namun dengan kalimat yang tidak enak, "emang siapa kamu nyuruh-nyuruh." Setelah itu tidak ada respon lagi.
Meski sudah puluhan kali mengirim pesan lewat sms dan facebook dan tak direspon namun Rama tak bosan-bosan mengulang mengirim pesan. Rama mulai menerima kenyataan, bisa jadi Davita tidak memberi harapan. Untuk itu dirinya mulai mengendurkan semangat mengejar.
Suatu hari, Davita membuat status di facebook. Rama melihat yang demikian senang. Rama berpikir ia sedang mencari perhatian. Ia mengirim pesan kepadanya namun sama seperti sebelumnya, pesan itu tak dibalas. Hal demikian menyakitkan bagi Rama namun yang lebih menyakitkan ketika ia tahu Davita mengklik tanda like pada status temannya Rama yang cowok.
 "Alamaaakkk," keluh Rama.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233