Semalam di Little India

"Iya bapak, tapi cuti saya untuk ke Jakarta demi masa depan saya," Deepa menerangkan.

Mendapat ungkapan seperti itu, muka Tuan Kumar carut marut, bengong, heran, marah, dan curiga menjadi satu. "Demi masa depan kamu, apa maksudnya?" Tuan Kumar bertanya dengan selidik.

Deepa menjelaskan kepergian dirinya ke Jakarta untuk mengunjungi rumah keluarga Rama. Dikatakan Rama adalah kekasihnya. Rama mengenalkan Deepa kepada keluarganya untuk lebih memperserius hubungan keduanya agar mereka bisa segera mengikat janji suci dalam ikatan yang resmi.

Mendengar alasan seperti itu, muka Tuan Kumar menjadi tegang. Matanya menatap tajam seperti mata setan. Mendapat sorotan tajam yang demikian membuat Deepa tak berani memandangnya. Ia menunduk menghindari kontak mata. Selama 5 menit tak ada jawaban boleh atau tidak.

Di tengah kekakuan suasana, Deepa memberanikan diri untuk minta ijin meninggalkan ruangan itu. Tak ada jawaban pula. Ia mulai tak peduli dan meninggalkan tempat itu begitu saja.

Begitu keluar dari ruangan boss, semua mata teman-temannya memandang dirinya. Teman-teman melihat muka Deepa terlihat murung. Deepa sendiri heran mengapa teman-teman memandang dirinya seperti itu padahal sebelumnya mereka sangat ceria. Ia tak peduli, pandangannya ditundukkan dan berjalan menuju ke meja kerja.

Teman-teman melihat dirinya sebab mereka mendengar dari ruangan boss terdengar suara Tuan Kumar marah-marah. Mereka tidak tahu mengapa boss marah-marah sebab selama ini Deepa terkenal sebagai karyawan yang dipercaya oleh perusahaan.

"Apa yang terjadi?" Anuskha bertanya pada Virat.

"Mungkin Deepa mau dijadikan istri muda dan ia menolak," seloroh Virat.

"Gila kamu," Anuskha ngomel pada Virat.

***