Semalam di Little India

"O kamu Rama dari Indonesia ya," Tuan Rahman baru tahu kalau yang ada di depannya adalah Rama.

"Apa kabar?"

Sapaan ayah Sheila itu begitu berkharisma sehingga membuat dirinya merasa kikuk.

"Baik, allhmadulillah," balas Rama dengan sopan.

Ketika Tuan Rahman datang, Mimin segera pergi sehingga yang berada di ruang tamu Tuan Rahman, Sheila, dan Rama. Suasana menjadi kaku. Rama berpikir mending ada Mimin sebab ia bebas berbicara panjang lebar dan suka-suka.

"Rama apa tujuan kamu ke sini?" tanya Tuan Rahman.

Mendengar pertanyaan yang demikian Rama terperanjat. Dalam hatinya apa-apaan kok ada pertanyaan seperti itu. Apa salah dirinya kok sepertinya orangtua Sheila menginvestigasi. Ayahnya bertanya demikian, Sheila nampak tenang. Tak ada mimik wajah keberatan pada sikap ayahnya.

Rama mencoba menenangkan diri. Ia mulai berani bersikap di hadapan Tuan Rahman.

"Silaturahmi bapak," ujarnya dengan pelan.

Selanjutnya Tuan Rahman menanyakan berbagai hal kepada Rama, mulai dari sekolah, status, keluarga sampai pada masalah-masalah yang menurut orang adalah urusan pribadi. Mendengar jawaban dan paparan Rama, Tuan Rahman merasa senang, terkadang pula wajahnya hanya terlihat datar. Sheila sendiri hanya duduk terpaku ketika ayah sepertinya menginterograsi Rama.

Di tengah perbincangan, tiba-tiba terdengar suara adzan magrib. Mendengar panggilan untuk menunaikan ibadah sholat itu, Tuan Rahman langsung berhenti menginterograsi Rama. Ia berkata, "Mari sholat dulu."