Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Semalam di Little India

6 Mei 2020   07:28 Diperbarui: 6 Mei 2020   07:37 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ravan malam itu bergerombol dengan sembilan pemuda lainnya. Selepas hura-hura di sebuah bar, di New Delhi, mereka ingin pulang. Jam sudah menunjukkan larut malam. Bus yang biasanya hilir mudik, sudah tak mereka lihat. Mereka menunggu di sebuah halte.

Celoteh dan kata-kata jorok berselingan dalam perbincangan mereka. Sesekali di antara mereka melempar mobil yang melintas. Ketika terdengar lemparan itu membentur ke badan mobil, mereka tertawa cekakakan. Mobil yang terkena lemparan itu sebenarnya sempat berhenti hendak menuntut tanggung jawab namun ketika melihat gerombolan pemuda itu, bahkan di antaranya ada yang membawa pisau dan balok kayu, pengemudi langsung meninggalkan mereka. Dipikir berurusan dengan gerombolan pemuda berandal itu akan memperpanjang masalah. 

Tiba-tiba bus yang ditunggu terlihat. Salah seorang di antara mereka menghadang. Sebenarnya sopir bus tidak mau berhenti karena tahu yang akan naik adalah para pembuat onar. Hadangan dari salah satu di antara mereka membuat sopir bus dengan sangat terpaksa menghentikan laju.

Begitu bus berhenti, mereka langsung menghambur masuk ke dalam. Di dalam terlihat ada dua penumpang. Salah satu di antaranya adalah seorang perempuan. Melihat ada 10 pemuda masuk ke dalam bus, perempuan itu langsung dicekam ketakutan sebab mereka berperilaku tak sopan dan berangasan.

Kesepuluh pemuda itu duduk menyebar, ada yang di depan, di tengah, dan di belakang. Di tengah perjalanan, salah seorang di antara pemuda itu mendekat kepada perempuan itu. "Hai," sapanya. Disapa pemuda itu, ia tak merespon.

"Kok sendirian?" goda pemuda itu.


Perempuan itu tetap membisu. Seorang pemuda lain pun ikut mendekat dan mengatakan, "woo cantik dan seksi juga." Merasa terancam, perempuan tadi mengatakan, "Sopir stop, stop." Sepertinya ia hendak turun untuk menyelamatkan diri.

"Eit mau ke mana?" pemuda ketiga mulai ikut mendekat. Tiba-tiba pemuda pertama yang tadi menyapa mendekat sopir bus dan mengatakan, "tetap jalan!" Bentakkan itu rupanya membuat sopir bus takut sehingga terus tancap gas.

Tiba-tiba perempuan itu diseret ke belakang. Mendapat perlakuan kriminal, ia berteriak minta tolong, "tolong, tolong."

"Lepaskan, lepaskan."

Jeritan dan ibaan itu tak dipedulikan. Setelah diseret ke arah kursi belakang, selanjutnya mereka melakukan sesuatu yang tak pantas yang sifatnya rudapaksa. Mereka memperkosa, perempuan itu hanya bisa meronta dan berteriak minta tolong. Satu persatu melakukan hal yang demikian termasuk Ravan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun