Semalam di Little India

"Di Batu Caves," balas Tuan Kumar.

"Iya benar, Deepa ijin saya ke Batu Caves namun untuk sembahyang bukan pacaran," Tuan Ratan menjelaskan.

"Jadi saya tidak tahu."

Mendengar perkataan yang demikian, Tuan Kumar naik pitam. Darahnya bergolak mendidih.

"Bodoh kamu, anda punya anak, anda punya hak untuk melarang!" Tuan Kumar sedikit berteriak.

"Kita sama-sama orang India mempunyai budaya dan agama yang sama, jadi tak ada masalah bukan!" Meja digebraknya sehingga terbelah menjadi dua.

"Saya sepakat dengan tuan tapi saya tidak bisa memaksa Deepa untuk menentukan pilihan," Tuan Ratan tidak mau menyerah dengan desakan Tuan Kumar.

Mendengar perkataan yang demikian, amarah Tuan Kumar menjadi tidak terkendali.

"Kamu laki-laki tidak tahu utang budi, bukankah aku selama ini sudah terlalu baik dengan kamu dan keluargamu!"

Puas dengan umpatan, cacian, dan kata-kata kasar, selanjutnya Tuan Kumar memberi kode kepada seorang laki-laki bertubuh besar dan berwajah sangar. Laki-laki itu masuk ke sebuah ruangan. Tak lama kemudian keluar dan membawa sebuah koper. Koper itu diserahkan kepada boss-nya.

Koper itu oleh Tuan Kumar diletakkan di atas meja dan menghadap ke Tuan Ratan. Dibuka koper itu, Tuan Ratan terperanjat sebab di dalam koper terlihat tumpukan uang berupa rupe, mata uang India; dan ringgit, mata uang Malaysia: entah puluhan atau ratusan juta jumlah uang itu.