Semalam di Little India

 "Mau ditaruh di mana muka ini."

"Tidak usah khawatir," jawab Pak Cipto,

 "Nanti kalau ibu tidak berani ngomong, biar ayah yang akan mengatakan."

"Tidak bisa, tidak bisa," ujar Bu Rodiyah sambil menendang meja dan meninggalkan ruang tamu itu.

Mendengar sayup-sayup perdebatan mereka, tiba-tiba mata Sheila berlinang. Ia langsung teringat ayahnya yang sekarang lagi sendiri. Ingat ayahnya sayang sehingga  tidak pernah mengalami hal seperti demikian. Ia juga ingat pada Ikhsan calon suaminya yang sangat sayang padanya.

Linangan air matanya bertambah deras saat ada pernyataan resmi bahwa seluruh penumpang pada pesawat yang hilang itu semuanya dinyatakan tewas. "Ya Allah kuatkan diri ini agar tidak mengganggu ketenangan keluarga orang lain," Sheila meratap di malam yang sunyi itu.

****

"Ini kak kupunya," ujar Rima kegirangan.

Rima menunjukkan kupu-kupu warnah merah itu pada Sheila. Sheila berlari mendekati Rima.

"O, iya bagus," ujar Sheila sambil terpesona melihat keindahan kupu-kupu itu.

"Pegang kak, Rima mau mencari lagi," Rima menyerahkan kupu-kupu itu kemudian berlari mengejar kupu-kupu lain yang terbang. Alat tangkap kupu-kupu itu dikibas-kibaskan dengan lincah dengan harapan agar bisa menangkap binatang itu.