Semalam di Little India

"Coba kamu hubungi dia dan suruh ke sini, apa maunya dia."

Mendengar perkataan yang demikian, Sheila menjadi sedikit takut. Ia menyesal mengatakan yang demikian, seharusnya ia diam saja agar tak kena amarah.

"Iya ayah," ujarnya.

Sheila bergegas menemui Mimin dan menyuruh menelepon Rama.

Selang 45 menit kemudian, Rama sudah dihadapan Tuan Rahman dan Sheila. Rama tak berkutik dan banyak menunduk saat di hadapan kedua orang yang dihormati itu.

"Hai Rama, berani sekali kamu mengajak anakku ke Indonesia."

"Apa maksudmu mengajak anakku jauh-jauh pergi ke Indonesia."

Tuan Rahman selanjutnya berkata panjang lebar selah-olah seperti ceramah di masjid mengenai hubungan perempuan dan laki-laki yang bukan muhrim bila bepergian, berduaan.

"Haram bila belum nikah," paparnya dengan tegas.

"Apalagi aku belum tahu siapa keluargamu."

Mendapat berbagai pertanyaan yang memojokkan dirinya, Rama menjadi ciut nyali namun berusaha mengatasi semua kegugupan itu. Bila dirinya tidak segera menjawab pertanyaan yang dilontarkan maka nasibnya semakin tidak jelas karena ia sudah lama di Kota Bharu. Untuk itu dirinya memberanikan diri segera mengungkapkan hati dan keinginannya. Bila nanti ada jawaban iya atau tidak maka Rama akan menyusun langkah selanjutnya. Ia tidak mau terkatung-katung dalam ketidakjelasan.