Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Semalam di Little India

6 Mei 2020   07:28 Diperbarui: 6 Mei 2020   07:37 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu Rama mengemasi baju dan celana yang dibawa. Ditata rapi dan dimasukkan ke dalam tas. Sejak pagi sudah mengemas barang-barang agar tidak tergopoh-gopoh saat menuju KLIA. Sore hari ia akan terbang bersama Deepa ke Jakarta. Rama dan Deepa tidak saling jemput namun mereka janjian bertemu di bandara.

Deepa sebelumnya memberitahukan dirinya ke kantor lebih dahulu untuk mengambil surat ijin cuti. Dikatakan Tuan Kumar telah memberi surat ijin cuti. Dirinya curiga mengapa surat ijin cuti diberikan di saat Hari-H. Meski demikian ia tidak mempunyai firasat buruk. Bayangan bersama Rama terbang ke Jakarta menghilangkan semua pikiran lain yang ada di kepala.

Selepas siang, Rama menuju ke KLCC. Ke stasiun itu sebab pemberangkatan kereta ke bandara, KLIA Ekspress, titik berangkatnya dari stasiun ini. Saat di stasiun sebenarnya ingin menghemat biaya dengan menaiki KLIA Transit namun oleh petugas disarankan naik KLIA Ekspress dengan alasan lebih cepat dan tidak perlu berhenti di setiap stasiun.

Dibeli tiket itu dan segera menuju di mana kereta tersedia. Terlihat di ruang tunggu calon penumpang yang lain. Mereka ada yang beras melayu, bule, Asia Timur, Afrika, India, dan banyak yang lainnya. Pasti mereka ingin ke KLIA untuk melakukan perjalanan.

Sebagai negara yang memiliki cukup kedisplinan, KLIA Ekspress sudah berada di jalur yang tersedia. Tepat pukul jam yang sudah disediakan, pintu kereta membuka dan para penumpang segera naik Naik KLIA Ekspress tak harus berdesak-desakan, semua antri dengan tertib. Kapasitas tempat duduk dan jumlah penumpang sudah dihitung oleh pengelola sehingga tak ada penumpang yang berdiri.

Setelah penumpang yang berada di ruang tunggu itu naik, pintu kereta menutup dan tak lama kemudian perlahan-lahan kereta menggerakkan gerbong. Hingga akhirnya meninggalkan KLCC. Sepanjang perjalanan di kanan kiri masih terlihat ruang-ruang kosong. Sesekali melintasi perkebunan sawit, sesekali melewati pertokoan. Dalam perjalanan ke bandar udara, terlihat Gedung Petronas dari kejauhan. Tinggi menjulang diselimuti kabut. Melihat yang demikian membuat kerinduan Rama akan keindahan dan keunikan Kuala Lumpur.


Kurang dari satu jam, akhirnya kereta tiba di KLIA. Setelah kereta berhenti sempurna, pintu terbuka dan penumpang berhamburan keluar. Diangkat tas yang digendong. Ia segera menuju tempat yang sudah disepakati untuk bertemu dengan Deepa.

Saat tiba di KLIA, menunjukkan 3 jam lagi boarding. Rama berpikir waktu itu cukup untuk menunggu kekasihnya. Ia berpikir Deepa adalah seorang perempuan, pasti banyak barang yang akan dibawa sehingga hal inilah yang membuat ia belum tiba. Biasanya Deepa tiba lebih dahulu bila berjanji untuk bertemu. Tak ada rasa gundah dan gulana pada Rama sebab mereka sepakat untuk pergi bersama ke Jakarta.

Detik berganti menit, menit berganti jam. Rama mulai gusar, jatah waktu check in sudah mulai berakhir. Ia berjalan ke sana ke mari dan sedikit sedikit melihat arloji yang melingkar di tangan kanan. Ia berkali-kali mengirim pesan dan menelepon namun tak ada respon dan balasan. Sebenarnya ia mau meng-check in-kan tiket Deepa namun passport tidak ia bawa. 

Rama semakin bingung ketika waktu menunjukkan satu jam lagi buat check in. Ia emosi, handphone yang ditangan berulang kali digunakan untuk menghubungi Deepa. Namun hasilnya seperti sebelum-sebelumnya, tidak memberi respon dan tidak ada balasan. Di tengah emosi yang memuncak, tiba-tiba ada pesan masuk.

Dirinya riang gembira ketika pesan yang belum dibuka itu menunjukkan nama Deepa. Segera membuka dengan harapan untuk segera mengetahui di mana Deepa. Dibukanya pesan itu. Tulisan yang tertera diamati begitu panjang meski demikian tidak peduli yang penting mendapat kabar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun