Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Semalam di Little India

6 Mei 2020   07:28 Diperbarui: 6 Mei 2020   07:37 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagaimana kalau kita ngobrol di sana," Abbas mengajak ayah Deepa bertemu di tempat seperti kemarin.

"Sudi menerima lamaran Tuan Kumar?"

Tuan Ratan tidak menjawab, membisu dan diam seribu bahasa.

"Baik kalau sudah sudi menerima lamaran, saya sudah membuat cara untuk memisahkan Deepa dan Rama."  

Abbas pun menunjukkan sebuah tulisan yang panjang kepada Tuan Rattan. Tulisan itu kemudian dibaca dengan saksama, melihat tulisan itu wajah Tuan Ratan semakin berat. Ia tidak bisa berbuat apa-apa, hidupnya dalam posisi yang sangat sulit.

"Sekarang silahkan tulisan ini dikirim ke nomer Rama lewat handphone Deepa."


Tuan Ratan tetap membisu dan tak mengeluarkan sepatah kata. Ia berjalan gontai ke tempat yang mengurung Deepa. Di depan Deepa, ayah beralasan meminjam handphone pada anaknya untuk urusan sesuatu. Tanpa curiga, Deepa menyerahkan alat komunikasi itu. Selanjutnya kembali pada Abbas. Pengacara nyentrik itu dengan cepat merebut handphone itu dan menuliskan rangkaian kata. Selanjutnya rangkaian kata itu dikirim ke Rama.  

Puas mengirim pesan palsu langkah Abbas tidak berhenti sampai di situ. Dengan mengelabui mata Tuan Ratan, ia mengambil kartu nomer handphone. Dirasa kurang aman, nomer Rama yang juga tersimpan di chip handphone juga dihapus.

"Ini handphone anak anda," ujarnya dengan angkuh.

Tuan Ratan menerima alat komunikasi itu dan selanjutnya berjalan gontai ke tempat Deepa. Ia menyerahkan dan selanjutnya kembali ke Abbas dengan tujuan agar Deepa segera dibebaskan.

Setelah ayah Deepa berada di depan Abbas, tiba-tiba pengacara itu berteriak dengan suara lantang, "polisi bebaskan perempuan itu." Serta merta seorang polisi bergegas ke sel sambil membawa segepok kunci. Tak lama kemudian, ia menggelandang Deepa dan membawa di depan Abbas dan Tuan Ratan. Polisi itu kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun