Semalam di Little India

"Anda dari mana?" Deepa bertanya sambil duduk di sampingnya.

"Surabaya, Indonesia," jawab salah satu di antara kedua perempuan itu.

"Lalu mengapa bisa masuk ke tempat ini?" Deepa bertanya lebih lanjut.

"Ditangkap polisi karena melakukan prostitusi," jawab perempuan yang berrambut panjang, terlihat seksi serta muka manis itu.

Mendengar jawaban seperti itu, Deepa kaget dan merasa tersinggung dengan apa yang dikatakan oleh perempuan berwajah kasar tadi, "Mengapa kamu tidak menjadi perempuan seperti itu." Deepa dengan geram mengepalkan tangan dan seolah-olah mau meninju. "Masak saya disuruh menjadi lonte," gumamnya dengan kesal.  

"Kalau melakukan seperti itu mengapa harus ke Kuala Lumpur?" Deepa mengajukan pertanyaan yang sepertinya tidak enak didengar oleh dua perempuan itu. Salah satu di antara perempuan itu selanjutkan menceritakan kisahnya. Dikatakan, mereka berdua sebelumnya adalah penghuni Gang Dolly, lokasi prostitusi di Surabaya. Lokasi itu disebut sebagai tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara yang mengalahkan lokalisasi di Patpong, Bangkok, Thailand; dan Geylang, Singapura.

Sebenarnya mereka berada di tempat itu merasa nyaman namun karena lokalisasi itu digusur oleh Walikota Surabaya membuat para penghuni ada yang pulang kampung, ada pula yang pindah ke lolakisasi yang lain, tidak hanya di Indonesia namun juga di Bangkok, Singapura, dan Malaysia.

"Karena saya tidak mempunyai ketrampilan maka saya memilih jalan hidup seperti ini," ujarnya.

"Pendapatannya sebulan bisa sampai Rp20 juta."

"Punya tampang cantik dan seksi bisa laku keras," ujarnya tertawa dengan cengkikikan.

"Kamu yang punya wajah cantik dan seksi pasti harganya mahal kalau mau jadi lonte."