Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Mmm….". Mando mulai mencarinya dengan teliti. "Vilan dan…….. Mesa. Ya, ini dia. Apa kamu tahu soal ini?". Ujarnya yang lalu menatap ke arah Kira. 

Pada saat itu Kira sedang terdiam sejenak, yang lalu mulai mengatakan sesuatu. "Vilan? Ada apa dengannya?". Ujarnya sembari memiringkan kepalanya. 

"Pertunangannya. Di dalam dokumen ini tertulis bahwa setiap anak dari keluarga Sukarya dan juga keluarga Radnan akan saling di jodohkan. Bertunangan. Tetapi di sini tertulis….". Mando mulai memperhatikannya dengan teliti lagi. "Vilan Radnan dan Mesa…...Mmm…. Sebenarnya siapa itu Mesa?". Ujarnya dengan wajah heran. 

Kira pun berjalan mendekatinya dan mulai memperhatikan dokumen itu yang berada di genggaman tangan Mando. Dan setelah itu mulai menyentuh sebuah cetak foto keluarga di atasnya. "Ini Vilan… ". Sembari menunjukkan jari telunjuknya ke arah gadis kecil berambut pendek di dalam foto itu. Dan setelah itu mulai menggerakkan jarinya ke arah ujung samping kanan dalam foto dan berhenti di atas anak laki-laki yang terlihat sama seumuran dengan gadis kecil sebelumnya. "Dan ini Mesa". Setelah itu Kira pun mulai berbalik arah dan berjalan kembali sembari membawa piringnya di tangan. 

"Kira. Kamu tahu kalau itu bukan sebuah penjelasan yang aku inginkan darimu". Ujar Mando dengan jelas kepada Kira. 

"Sebenarnya itu tidak terlalu penting, Mando. Pada akhirnya pertunangan antara kedua keluarga itu sudah lama di batalkan, bukan?". Balas Kira yang sudah mulai masuk ke dalam dan setelah itu langsung menutup pintunya di sana. 

Apakah itu benar-benar tidak penting? Mando benar-benar meragukannya, karena justru itu menjadi sesuatu hal yang aneh melihat seorang anak laki-laki yang bahkan bukan berasal dari kedua keluarga itu. Setelah itu Mando mulai memperhatikan kembali foto itu secara keseluruhannya, di sana terdapat sekumpulan keluarga yang sedang berdiri berhadapan bersama-sama. Berdasarkan apa yang tertulis di dalam dokumen ini, seharusnya benar bahwa orang-orang ini berasal dari keluarga Surkarya dan juga Radnan.... Mando pun mulai memperhatikan ke arah ujung samping kanan dalam foto itu yang terdapat seorang anak laki-laki sebelumnya yang Kira tunjukkan. Apakah anak ini juga berasal dari keluarga kerabatnya? Atau keluarga Sukarya? Dan setelah itu juga Mando pun mulai memperhatikan di samping kanan anak laki-laki itu yang di sana terlihat sedang menggenggam tangan seorang gadis berambut hitam panjang yang terlihat sedikit lebih tinggi darinya. Mira…. Dan… .Ema…. Kira….dan juga Pak Sandi. Mando mulai memperhatikan istrinya dengan seorang pria berjenggot di sampingnya berbadan yang terlihat lebih tinggi darinya dan mungkin juga lebih dari Mando. Pria itu sedang menyentuh satu pundak kiri dan kanannya kedua anak gadis kecil di depannya, yang satu berambut pendek di sebelah kanannya dan di sebelah kirinya berambut panjang yang sedang menggenggam anak laki-laki itu di sebelahnya. 

Pada saat itu Mando pun mulai mengerutkan dahinya dan juga dengan tatapan yang sedikit getir. Ia mulai merasakan sedikit simpati dan sedih setelah melihat foto itu, terutama setelah melihat pria berjenggot itu, Pak Sandi yang terlihat sedang tersenyum pada saat itu. Mereka semua benar-benar terlihat seperti keluarga bahagia sebelumnya… Pikir Mando yang pada saat itu mulai mengeluarkan sedikit senyumannya dengan perasaan yang mulai sedikit tenang. 

Sekitar setahun yang lalu, sebelum terjadinya sebuah kasus kematian Pak Sandi, Mando pernah di tugaskan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang terjadi di dalam keluarga Sukarya. Sebagai salah satu anggota kepolisian yang terpecaya, Mando pun mendapatkan sebuah perintah langsung dari atasannya untuk menyelesaikan masalah itu, bersama dengan Rudi yang mengenakan jas hitamnya pada saat itu juga sedang terduduk di sebelahnya di dalam sebuah kantor kepolisian. 

"Aku ikut. Dan juga sudah waktunya untuk membuktikan bahwa aku pun cocok dengan pekerjaan seperti ini...". Ujar Rudi yang pada saat itu mulai berdiri dari tempat kursinya meletakkan kedua tangannya di atas meja di hadapannya. Dia pada saat itu mulai menatap ke arah seorang pria tua dewasa dengan jas hitam yang sama, di hadapannya yang sedang terduduk melipatkan kedua tangannya di atas mejanya dengan kepala setengah botaknya yang terlihat hanya ada sedikit rambut di belakangnya dengan warna keputihan yang mulai sedikit muncul menutupi kehitaman rambutnya itu. 

"Rudi". Mando mulai membisik di sebelahnya. "Dengan sikap seperti itu kamu tidak akan--

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun