Mohon tunggu...
Doppo Bungaku
Doppo Bungaku Mohon Tunggu... Pendongeng Pemula

Konon, ada seorang pengembara yang memikul ransel berisi serpihan cerita. Ia mendengar bisikan pohon tua, percakapan api unggun, dan nyanyian anak-anak yang terlupakan. Semua ia simpan, satu per satu, hingga terkumpul menjadi mozaik dongeng yang bisa membuat siapa pun kembali percaya pada keajaiban.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lo cunto de li cunti atau Pentamerone: Hari Pertama

5 Oktober 2025   09:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:03 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu ia melihat wajahnya yang mengerikan dan berbulu itu, Renzolla hampir mati karena putus asa. Bahkan siksaan Rinaldo ketika ia memandang dirinya dalam perisai gaib dan mendapati tubuhnya telah berubah rupa, tidaklah sebanding dengan duka yang kini melanda hati Renzolla. Ia menatap dirinya sendiri, begitu asing hingga ia tak sanggup mengenali sosok yang dipantulkan.

 

Lelaki tua itu berkata kepadanya, "Harus kau ingat, Renzolla, bahwa engkau hanyalah putri seorang petani. Sang peri telah memperlakukanmu dengan amat baik, hingga menjadikanmu seorang ratu. Namun engkau berlaku tolol, kasar, dan tak tahu berterima kasih, memberi balasan sedikit sekali untuk begitu banyak kebaikan. Engkau meninggalkannya di ruang tengah tanpa sekalipun menunjukkan tanda kasih. Maka terimalah balasannya! Inilah yang kau peroleh, lihatlah wajahmu sekarang! Lihatlah nasibmu, yang lahir dari sikapmu yang tidak tahu berterima kasih. Kutukan sang peri telah mengubah bukan hanya wajahmu, melainkan juga kedudukanmu

.

Tetapi jika engkau bersedia melakukan apa yang dikatakan janggut putih ini, pergilah masuk dan temuilah sang peri. Rebahkan dirimu di kakinya, cabuti rambutmu, cakar wajahmu, pukuli dadamu, dan mohonkan ampunan atas kelakuan burukmu terhadapnya. Sebab ia berhati amat lembut, dan ia pasti akan tersentuh belas kasihan melihat malapetaka yang menimpamu."

 

Renzolla sadar bahwa lelaki tua itu menyentuh nadinya dan memukul tepat pada kepalanya, maka ia menuruti segala nasihatnya.

 

Sang peri, setelah memeluk dan mencium Renzolla dengan penuh kasih, mengembalikan wajahnya kepada rupa semula. Lalu ia memberinya sebuah gaun berhiaskan emas yang berat, menempatkannya di atas sebuah kereta megah yang diiringi barisan para pelayan, dan mengantarkannya kembali kepada sang raja.

 

Ketika raja melihatnya lagi, begitu cantik dan berpakaian mewah, ia mencintainya bagaikan jiwanya sendiri. Ia memukul-mukul dadanya, menyesali semua penderitaan yang pernah ia timpakan kepadanya, dan memohon maaf karena telah memperlakukannya seperti sampah akibat wajah kambing terkutuk itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun