Mohon tunggu...
Doppo Bungaku
Doppo Bungaku Mohon Tunggu... Pendongeng Pemula

Konon, ada seorang pengembara yang memikul ransel berisi serpihan cerita. Ia mendengar bisikan pohon tua, percakapan api unggun, dan nyanyian anak-anak yang terlupakan. Semua ia simpan, satu per satu, hingga terkumpul menjadi mozaik dongeng yang bisa membuat siapa pun kembali percaya pada keajaiban.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lo cunto de li cunti atau Pentamerone: Hari Pertama

5 Oktober 2025   09:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:03 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Mase, setiap kali ia menempelkan telinganya ke tanah, ia dapat mendengar dan menguping segala sesuatu yang terjadi hingga sejauh tiga puluh mil. Nardo, setiap kali ia meludah, ia menciptakan lautan busa sabun. Cola, setiap kali ia menjatuhkan sepotong kecil besi, ia menumbuhkan sebidang ladang pisau cukur yang tajam. Micco, setiap kali ia melemparkan sebatang tongkat, ia menjadikan hutan rimba yang kusut. Petrullo, setiap kali ia mengguncangkan setetes air ke tanah, ia menjadikan sungai yang mengerikan. Ascadeo, setiap kali ia melemparkan sebuah batu, ia membuat menara perkasa menjulang. Dan Ceccone, ia menembak begitu tepat dengan busur silang, hingga mampu mengenai mata seekor ayam dari jarak satu mil.

 

Kini, dengan pertolongan ketujuh putraku ini, semuanya sopan, baik hati, dan pasti berbelas kasih pada keadaanmu, aku berniat menolongmu lepas dari cakar si ogre, sebab mangsa yang indah dan menggoda ini tidaklah pantas masuk ke kerongkongan makhluk menakutkan itu."

 

"Tak pernah ada saat yang lebih baik daripada sekarang," jawab Porziella. "Bayangan hitam suamiku itu telah pergi dan takkan kembali malam ini, maka kita punya cukup waktu untuk mengangkat tumit kita dan segera pergi dari sini."

 

"Bukan malam ini," sahut perempuan tua, "sebab aku tinggal agak jauh dari sini. Tapi baiklah: besok pagi aku akan datang bersama ketujuh putraku untuk mengakhiri penderitaanmu."

 

Usai berkata begitu, ia pun pergi. Dan Porziella, dengan hati yang kini sepenuhnya tenteram, tertidur pulas sepanjang malam.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun