Â
Mendengar penjelasan itu, sang putri malang pun mulai bersemangat kembali dan berkata kepada Peruonto, "Saudaraku, apakah kita ingin hidup kita berakhir dalam tong ini? Mengapa kau tidak mengubah bejana ini menjadi sebuah kapal indah, agar kita dapat lari dari bahaya dan berlayar menuju pelabuhan yang aman?" Dan Peruonto menjawab, "Berikan aku kismis dan buah ara bila kau ingin aku melakukannya." Vastolla segera menuruti, langsung memenuhi kerongkongannya agar ia mau membuka mulut, dan seperti seorang nelayan perempuan di pesta Karnaval, ia memancing kata-kata segar dari mulut Peruonto dengan kismis dan buah ara kering.
Â
Begitu Peruonto mengucapkan apa yang diinginkan Vastolla, tong itu pun berubah menjadi sebuah kapal megah, lengkap dengan segala tali-temali yang dibutuhkan untuk berlayar dan seluruh awak yang diperlukan untuk menggerakkannya. Dan terlihatlah seorang menarik layar, seorang menggulung tali-temali, seorang menjaga kemudi, seorang merawat layar, seorang memanjat hingga ke tiang tertinggi, seorang berteriak, "Kendorkan kemudi!" dan seorang lagi, "Angkat layar!"; ada yang meniup terompet, ada yang menyalakan meriam, ada yang sibuk dengan satu hal dan seorang lagi dengan hal lainnya.
Â
Vastolla pun berenang dalam lautan kebahagiaan di atas kapal itu, dan karena waktu sudah tiba ketika Sang Bulan senang bermain dengan Sang Matahari dalam permainan "Kau Datang dan Kau Pergi, dan Tempatmu Telah Usai," ia berkata kepada Peruonto, "Wahai pemuda tampan, ubahlah kapal ini menjadi sebuah istana megah, sebab dengan begitu kita akan lebih aman. Kau tahu peribahasa yang mengatakan: 'Puji laut, tapi tetaplah di darat.'"
Â
Dan Peruonto menjawab, "Jika kau ingin aku melakukannya, berikan aku kismis dan buah ara." Vastolla segera mengurus hal itu tanpa menunda, dan Peruonto, yang selalu terjerat oleh kerongkongannya, meminta imbalan. Seketika kapal itu merapat dan berubah menjadi sebuah istana yang menakjubkan, dihiasi dengan indah dari puncak hingga dasar, dipenuhi perabotan dan kemewahan hingga tak ada lagi yang dapat diinginkan.
Â
Padahal sebelumnya Vastolla rela menukar hidupnya demi tiga keping koin, kini ia tak akan menukarnya sekalipun dengan wanita paling mulia di dunia, sebab ia telah diberi anugerah dan dilayani layaknya seorang ratu. Untuk menyempurnakan segala keberuntungannya, hanya tinggal satu hal yang perlu ia pinta kepada Peruonto: agar ia memperoleh karunia menjadi tampan dan elok parasnya, sehingga mereka dapat menikmati segalanya bersama. Sebab meskipun ada pepatah yang berkata, "Lebih baik punya suami buruk rupa daripada kaisar sebagai teman," namun tetap saja bila wajahnya berubah elok, Vastolla akan menganggapnya sebagai keberuntungan terbesar di dunia.
Â
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130