Mohon tunggu...
Doppo Bungaku
Doppo Bungaku Mohon Tunggu... Pendongeng Pemula

Konon, ada seorang pengembara yang memikul ransel berisi serpihan cerita. Ia mendengar bisikan pohon tua, percakapan api unggun, dan nyanyian anak-anak yang terlupakan. Semua ia simpan, satu per satu, hingga terkumpul menjadi mozaik dongeng yang bisa membuat siapa pun kembali percaya pada keajaiban.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lo cunto de li cunti atau Pentamerone: Hari Pertama

5 Oktober 2025   09:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:03 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Dan, lihatlah, seikat kayu itu pun mulai berjalan dengan langkah teratur, bagaikan kuda murni dari Bisignano, dan ketika sampai di istana raja, ia berputar-putar serta melakukan lompatan-lompatan menakjubkan."

 

"Para dayang sedang berada di jendela, dan ketika melihat keajaiban itu, mereka segera berlari memanggil Vastolla, putri sang raja. Ia menatap keluar, dan saat menyaksikan gerakan lompatan-lompatan seekor kuda kayu bakar serta tingkah seikat ranting yang melompat-lompat, ia pun meledak tertawa. Padahal karena wataknya yang murung, tak seorang pun dapat mengingat kapan terakhir kali ia tertawa.

 

Ketika Peruonto mengangkat kepalanya dan melihat dirinya dijadikan bahan tertawaan, ia berkata, "Baiklah, Vastolla; semoga engkau mengandung dari lelaki ini!" Usai berkata demikian, ia menyepak tumpukan kayu itu dengan tumitnya, dan dalam derap kayu ia pun tiba di rumah hampir seketika. Begitu banyak anak-anak kecil yang mengikutinya, berteriak-teriak dan mengejek, hingga bila ibunya tak cepat-cepat menutup pintu di belakangnya, niscaya mereka akan membunuhnya dengan lemparan jeruk bali dan batang brokoli.

 

Namun, setelah Vastolla berhenti dari haidnya dan mulai merasakan ngidam serta degup-degup aneh dalam hatinya, ia pun menyadari bahwa adonan telah masuk ke dalam tungkunya. Ia berusaha menyembunyikan kehamilannya selama mungkin, tetapi ketika perutnya yang telah membesar seperti tong kecil tak lagi dapat ditutupi, raja pun mengetahui apa yang sedang terjadi.

 

Ia murka bukan kepalang, melakukan hal-hal di luar akal, lalu memanggil para penasihatnya dan berkata, "Kalian sudah tahu bahwa bulan kehormatanku kini telah memberiku tanduk; kalian sudah tahu bahwa putriku telah menyediakan tinta yang cukup untuk sebuah pena, yang akan menulis bukan sekadar kronik, melainkan "tanduk-nik" aibku; kalian sudah tahu bahwa ia telah membebani perutnya hanya untuk memberati dahiku. Maka katakanlah apa pendapat kalian; beri aku nasihat. Aku ingin ia menyerahkan jiwanya sebelum ia melahirkan keturunan busuk; aku ingin ia merasakan sakitnya kematian sebelum rasa sakit melahirkan; aku ingin memangkas tunasnya dan mencabutnya dari dunia ini sebelum ia sempat bertunas dan berbuah benih."

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun