Dan begitu burung-burung berseru, "Hidup Sang Surya!", tibalah perempuan tua itu bersama ketujuh putranya. Setelah Porziella bergabung dengan mereka, berangkatlah mereka menuju kota.
Â
Namun mereka baru berjalan setengah mil ketika Mase, menempelkan telinganya ke tanah, tiba-tiba berseru, "Hati-hati! Hei! Si rubah sudah datang! Si raksasa telah pulang ke rumah lebih cepat, dan karena tak menemukan sang gadis, kini ia mengejar kita dengan topinya terselip di bawah ketiaknya."
Â
Mendengar itu, Nardo pun meludah ke tanah dan seketika terciptalah lautan busa sabun. Ketika si ogre tiba di sana dan melihat busa menggunung, ia segera pulang kembali, mengambil sekarung dedak, lalu melumuri kakinya dengan tebal, hingga dengan susah payah ia pun berhasil melintasi rintangan itu.
Â
Namun ketika Mase sekali lagi menempelkan telinganya ke bumi, ia berseru, "Giliranmu, saudara, ia datang lagi."
Â
Maka Cola menjatuhkan sepotong besi kecil, dan seketika menjulanglah sebidang ladang pisau cukur yang tajam. Melihat jalannya terhalang, si ogre kembali lagi ke rumah, mengenakan pakaian besi dari kepala hingga kaki, lalu datang lagi dan melangkah melewati parit itu dengan selamat.
Â
Tapi Mase, saat menempelkan telinganya sekali lagi ke tanah, berteriak, "Cepat, cepat! Angkat senjata kalian; si ogre akan terbang ke sini dengan kecepatan penuh sebentar lagi!"
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130