Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dan setelah itu juga Mira pun mulai menyentuh wajah Ben dengan kedua tangannya sembari mendekatkan wajahnya. "Apa aku harus membuktikannya?". Mira sedikit menutup kedua matanya yang bibirnya pun sudah mulai hampir saling mendekati. 

Tetapi pada saat itu juga Ben mulai sedikit mundur dan langsung saling menempelkan dahinya dengan Mira. "Aku tidak yakin kalau itu akan membuktikannya". Ben menatap ke arahnya. "Apakah dengan begitu, semuanya akan berubah menjadi arti sebuah c-ci…. ". Sungguh memalukan baginya untuk mengatakannya. 

"Aku tidak tahu itu… ". Balas Mira. "Tapi yang aku tahu adalah aku hanya ingin bersamamu dan melakukan apa yang aku inginkan, apapun itu". Wajahnya terlihat memelas. 

Dan Ben pun tanpa sadar mulai langsung mendekatkan wajahnya dengan kedua bibir mereka yang sudah saling bersentuhan. 

***

Matahari terbenam dan mulai menyembunyikan sinar cahaya senja dan menggantinya dengan sebuah selimut kegelapan. Dani pada saat itu sedang berdiri terdiam sembari memperhatikan ke arah luar jendela ruangan yang di sana ia melihat cahaya lampu yang mulai menyala di setiap sudut halaman luar depan rumah yang cukup besar itu. 

Suasana di dalam ruangan yang ia tempati itu begitu sunyi dan tampak terlihat sedikit gelap, hanya ada sedikit cahaya redup saja yang menyinari ruangan itu. Harapan yang di inginkan…. Pikir Dani yang mulai melepaskan jaket coklatnya dan menaruhnya di atas meja dekat jendela. 

Tidak lama setelah itu, terdengar suara pintu kamar yang terbuka di dalam ruangan itu. Ah… ini dia harapan yang ku inginkan…. Dani menengok ke arah belakang dan lalu mulai membalikkan badan dan menyandarkannya ke belakang dengan kedua tangan yang sudah di letakkan di dekat jendela. Di sana ia melihat seorang pelayan wanita berambut panjang yang terkucir ke belakang mulai keluar dari pintu kamar yang sudah di bukanya itu. 

"Bu Sus. Bagaimana dengan Ema di sana?". Ucapnya yang sedikit di rendahkan suaranya. 

Pelayanan wanita itu mulai berjalan mendekatinya. "Seperti biasa, mengurung diri dan menyuruh saya untuk meninggalkannya sendirian". Balasnya yang lalu mulai berjalan menuju ke arah pintu keluar ruangan itu. "Sepertinya kita harus berbicara di luar saja dan juga berkumpul dengan semua pelayan-pelayan yang lainnya". Lanjutnya. 

Dani pun mulai berjalan mengikutinya di belakang dan mengambil jaket yang berada di atas meja sebelumnya. "Saya sudah mengatakan kepada ibu sebelumnya. Hanya kita berdua saja, tidak dengan semua pelayan yang lainnya". Ujarnya sedikit tegas. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun