Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pada saat itu Aji mulai memukul meja di depannya sedikit keras. "Hah? Telepon? Bagaimana bisa dia--

Tiba-tiba Sina pun memukul pundak kanan Aji di sampingnya karena sebelumnya Sina terlihat sedikit terkejut dan juga mulai merasa kesal juga. "Cepat keluarlah dari sini…". Ujarnya yang lalu mulai berdiri dan mencoba untuk menarik lengan Aji untuk membawanya keluar tetapi tidak kuat. "Aku harap aku mempunyai--

"Aji". Ujar Glen dengan tegas. "Keluarlah dari sini, kau tidak membantu sama sekali". Tatapan tajamnya mulai di arahkan kepada Aji. 

Dan Aji pun mulai berdiri dan menatap balik dengan tajam juga. "Glen, Apa kau dengar tadi dia bilang apa?". Ucapnya yang lalu di arahkan kepada Ben. 

"Ya. Aku akan mengurus semuanya nanti. Sekarang, keluarlah.. ". Glen memerintahkannya.

Aji terdiam sejenak sembari menatapnya sedikit lebih lama lagi. Dan tidak lama setelah itu pun mulai berbalik dan berjalan pergi menuju luar ruangan. Tetapi setelah itu juga mulai berhenti di dekat pintu dan lalu menengok ke arah belakang menatap Glen kembali. "Uang itu harus segera di kembalikan lagi kepadaku. Ingat itu". Ucapnya dengan jelas yang lalu mulai berjalan keluar ruangan. 

Di saat itu juga Sina mulai menatap ke arah Glen. "Kau seharusnya menyuruh dia untuk keluar lebih awal.. ". Ujarnya dengan tajam. 

Glen mulai menenangkan dirinya. "Aku sudah mengajaknya untuk ikut berdiskusi. Dan tindakan tadi sebelumnya sudah membuatnya gagal untuk melakukannya". Balasnya yang lalu mulai menatap ke arah Ben kembali. "Apa kau masih ingat dengan pertanyaanku sebelumnya?".

Ben mulai menghela nafas panjangnya dan segera untuk melupakan adegan tadi. "Entahlah". Singkatnya. Dan lalu mulai menatap ke arah Sina yang mulai terduduk kembali. "Apa sebelumnya Mira mengatakannya?". Lanjutnya. 

Sina mulai merasa tenang. "Ya. Dia berada di tempat kebun sekolah sebelumnya". Jawabnya. 

"Hm? Benarkah?". Glen merespon. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun