"Jeje ngga tahu jalan pulang, Ma. Jeje ngga tahu nomor telepon Papa."
"Jeje ikut sama Mama aja yuk. Sambil nunggu pagi tiba, Jeje istirahat di sana. Besok Mama antar lagi ke sini, nunggu di sini sampai pagi gak baik untuk kesehatanmu, nak."
Damara bimbang, tapi benar kata Syakira. Siapa tahu besok Bunda datang menjemputnya. Semoga saja.
"Iya, Ma. Jeremiah ikut Mama."
Berbeda dengan Jihan yang hobi mengenakan stiletto seorang Syakira dengan penuh kesederhanaannya hanya memakai sepatu tanpa hak berwarna hitam polos. Mereka masuk ke dalam Jeep. Tak ada yang mengonsumsi percakapan. Damara keburu lelah dan tertidur di kursi penumpang. Syakira tersenyum sambil mengetuk-ngetuk kemudi.
"Jagat semesta entah sedang menguji atau memberiku sebuah pelipur hati. Tuhan, lindungilah Kamala. Sembuhkanlah Kisan, serta ... berilah kebahagiaan abadi pada sosok yang begitu rapuh ini."
Syakira melirik sekilas pada Damara yang tengah terlelap. Sedari tadi mereka berbincang, Saki merasa terlalu banyak ruang dan lengang yang mengisi sorot mata Damara. Kerapuhan terletak pada suaranya, meski punggungnya tegap tapi tetaplah saja, tetaplah saja ...
Sepandai-pandainya orang menyembunyikan duka, mata tak pernah ingkar untuk berbicara sejujur-jujurnya tanpa cela.
Remaja-remaja yang berada pada garis keturunan Adam itu memanglah perkasa dan garang pada realita. Tetapi, meski celah-celah kedewasaan perlahan muncul menyeruak pribadi, sisi melankolis dari seseorang tak bisa dienyahkan.
Baik Damara maupun Kisan, mereka sama-sama menyimpan duka yang tak bisa diperkirakan besarnya lewat hitungan biasa. Perasaan mereka sulit teraba. Biarlah perasaan luka itu abadi, meski rasa sakit yang ditinggalkan setelahnya kadang sukar untuk ditangani.
Perjumpaan mereka dimulai kala usia lima belas tahun. Saat semesta tengah merakit perasaan dan Tanah Pasundan tengah menyuarakan parade semarak nan meriah. Entah pada tahun ke berapa garis singgung yang tercipta akan terputus dan silih menjauh. Tapi, biarlah keduanya sama-sama mengobati luka meski ada yang merasa tak benar-benar diuntungkan posisinya.