Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Demo dan Perjalanan: Sebuah Refleksi

29 Agustus 2025   16:00 Diperbarui: 30 Agustus 2025   05:17 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo 28 Agustus 2025 (Sumber: via Kompas.com/Lidia Pratama Febrian)

Kabar duka menyelimuti kita. 

Seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan berpulang saat terjadi demonstrasi di gedung DPR pada Kamis, 28 Agustus 2025. Kepergiannya menjadi pengingat betapa rapuhnya hidup di tengah hiruk pikuk kota. Di balik kemacetan, keramaian, dan teriakan demonstrasi, ada orang biasa dengan keluarga yang menunggu di rumah, dengan mimpi-mimpi yang belum tercapai, dan harapan yang terpaksa terhenti. Semoga Affan memperoleh tempat terbaik di sisi Tuhan, dan keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi kekuatan.

Peristiwa ini juga menjadi pengingat bahwa demonstrasi membawa dampak yang jauh melampaui isu politik dan sosial semata. Hal ini berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari, termasuk perjalanan yang kita lakukan, baik menuju tempat kerja, menghadiri janji penting, atau sekadar ingin menikmati suasana kota.

Demo dan Dinamika Perjalanan

Ketika demo berlangsung, perubahan paling nyata terjadi pada mobilitas. Jalan-jalan utama yang biasanya ramai bisa tiba-tiba ditutup, kendaraan pribadi maupun umum terjebak macet berjam-jam, dan layanan transportasi publik sering kali dialihkan. Kondisi ini membuat banyak orang harus mengambil keputusan mendadak, menunda keberangkatan, mencari jalan alternatif, bahkan membatalkan kegiatan yang sudah direncanakan.

Bagi orang yang sedang berada di jalan, situasi ini kerap memunculkan dilema. Ada yang memilih berhenti sementara demi keselamatan, sementara sebagian lainnya tetap berusaha melanjutkan perjalanan meski harus menempuh jalur yang lebih panjang. 

Tidak jarang, ketidakpastian ini menimbulkan rasa khawatir, terutama bagi mereka yang harus segera sampai di tujuan.

Antara Risiko dan Kehati-hatian

Demo tidak selalu berujung ricuh, tetapi potensi risiko tetap ada. Kepadatan massa pada area tertentu kerap menimbulkan gangguan terhadap kelancaran mobilitas. Tidak jarang, penggunaan gas air mata untuk mengendalikan situasi turut mengenai masyarakat sekitar yang hanya melintas, ditambah dengan kebijakan penutupan jalan yang semakin membatasi pergerakan. Semua itu bisa mengganggu orang-orang yang sedang melakukan perjalanan, baik untuk urusan pekerjaan maupun kegiatan pribadi.

Oleh karena itu, informasi yang cepat dan akurat menjadi kunci. Saat ini, banyak pengguna jalan mengandalkan media sosial dan aplikasi peta real-time untuk mengetahui jalur yang aman. Bahkan, beberapa orang memilih menunggu di tempat yang lebih tenang sampai kondisi jalan kembali normal. Langkah-langkah sederhana ini sering kali menjadi penyelamat agar perjalanan tidak berubah menjadi pengalaman yang penuh risiko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun