Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Model Sistem Kompleks Adaptif dalam Interaksi AS, RRC, India, dan Rusia untuk Prediksi Wajah Dunia

31 Mei 2025   20:22 Diperbarui: 31 Mei 2025   20:22 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam konfigurasi sistem multipolar, tidak tertutup kemungkinan terjadinya konvergensi antara negara-negara Islam, kekuatan maritim Asia Tenggara, dan poros Afrika. Koalisi ini dapat menyuarakan agenda bersama: tata dunia yang lebih adil, akses yang setara terhadap teknologi, serta pengakuan terhadap sistem nilai non-Barat.

Indonesia, dengan pendekatan non-blok dan warisan Konferensi Asia-Afrika 1955, memiliki modal historis dan normatif untuk merintis kembali Asian-African Partnership 2.0 yang tidak lagi retoris, tapi berbasis proyek nyata---dari konektivitas digital lintas benua, kerja sama pangan dan energi, hingga misi bersama dalam menjaga kestabilan kawasan samudra selatan.

"Afrika bukan masa lalu umat manusia, tapi masa depannya."
 ---Ali Mazrui

Refleksi: Titik Balik Sang Raksasa

Bangkitnya aliansi negara-negara Afrika bukan hanya penting bagi mereka sendiri, tetapi akan sangat menentukan keseimbangan baru geopolitik global. Dalam sistem kompleks adaptif, Afrika adalah node besar yang dulu terabaikan, namun kini mulai mengubah arsitektur sistemik melalui agregasi stabil dari berbagai interaksi bilateral, trilateral, dan multilateral.

Apakah dunia siap menerima Afrika bukan lagi sebagai 'benua yang perlu dibantu', tetapi sebagai rekan sejajar dalam menata ulang tatanan global? Atau justru akan muncul resistensi baru yang mendorong Afrika ke posisi subordinat lain---kali ini dalam wujud digitalisasi tanpa kedaulatan?

Jika dunia hendak adil, maka dengarkan Afrika bukan dari pidato belas kasihan, tapi dari suara kemandiriannya yang kini mulai menggema dari Dakar hingga Nairobi, dari Lagos hingga Addis Ababa.

8d. Koalisi Strategis Permanen Negara-Negara Amerika Selatan: Bangkitnya Tangan Kiri Dunia

Di ujung barat daya dunia, di bawah bayang-bayang Andes dan di tepian hutan Amazon yang agung, Amerika Selatan tengah menghidupkan kembali mimpi lama: membangun tatanan regional yang berdaulat, terintegrasi, dan tak lagi bergantung sepenuhnya pada poros kekuatan utara.

Setelah dekade penuh gejolak yang diwarnai kudeta, intervensi asing, dan pergantian ideologi yang ekstrem, sebuah kesadaran baru muncul---bahwa hanya melalui kerja sama regional yang konsisten dan berkesinambunganlah Amerika Selatan dapat menegosiasikan tempatnya dalam dunia multipolar yang tengah terbentuk.

Dari Simn Bolvar hingga Celac: Mimpi yang Tak Pernah Padam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun